Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah industri otomotif akan menurun akibat revolusi industri 4.0. Menurut dia, industri otomotif justru akan melonjak dan bisa lebih banyak menampung tenaga kerja. Hal itu dikatakan Presiden Jokowi saat membuka acara Indonesia Indonesia International Motor Show (IIMS 2018) di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis, 19 April 2018. Menurut Presiden, revolusi industri 4.0 memang akan mengubah beberapa jenis pekerjaan. Namun ia yakin tidak sampai membuat jumlah pekerja di sektor otomotif berkurang. Jokowi menjelaskan saat ini dunia otomotif sedang mengalami tren perubahan dari kendaran bertenaga bahan bakar minyak ke listrik. Mobil listrik memiliki komponen satu per sepuluh dari mobil biasa. Hal ini diakui Presiden Jokowi dapat membuat industri otomotif menciut 90 persen. Namun di sisi lain, saat ini tren mobil publik justru berkembang. Satu mobil yang bisa digunakan banyak orang akan membuat life circle mobil itu lebih cepat.Kalau dulu mobil pribadi bisa tahan 12 tahun, mungkin nanti mobil publik harus ganti 2-4 tahun, artinya produksi mobil harus lebih banyak. Jokowi mengatakan, yang diperlukan saat ini adalah menyadari perkembangan tren dan sigap bersiap diri. Ia optimistis dengan bakat yang dimiliki Indonesia di sektor otomotif, Indonesia bisa memanfaatkan peluang yang ada.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, industri otomotif Indonesia tumbuh pesat dengan kontribusi yang sangat signifikan pada perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari angka produksi kendaraan bermotor roda empat yang meningkat menjadi 1,2 juta unit pada 2017 dari 1,1 juta unit pada 2016. Menperin menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan pada pembukaan Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) 2018 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Kamis. Menurut Airlangga, pesatnya pertumbuhan industri otomotif juga diperkuat dengan peningkatan ekspor unit kendaraan utuh (CBU) sebanyak 231 ribu unit pada 2017 dari 194 ribu unit pada 2016. Sementara ekspor komponen otomotif meningkat 13 kali menjadi 81 juta komponen pada 2017 dari 6,2 juta komponen pada 2016. Sektor ini , kata Airlangga, juga memberikan kesempatan kerja kepada lebih dari 1,5 juta orang, yang terdistribusi pada berbagai lapangan kerja mulai dari industri perakitan, komponen lapis pertama, kedua dan ketiga, hingga tenaga kerja di tingkat bengkel resmi. Hartarto menambhakan, melalui regulasi pemerintah yang efektif, penambahan investasi baru maupun perluasan, serta adopsi teknologi terkini, diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif. Sehingga dapat tercippta target produksi 1,5 juta unit pada 2020.