Guna mengatasi anjloknya harga lada di Kepulauan Bangka Belitung saat ini, Tim Resi Gudang Provinsi Bangka Belitung terus melakukan sejumlah upaya dalam membantu petani menstabilkan harga lada melalui program resi gudang. Terkait hal itu, trobosan pembuatan resi gudang yang di programkan oleh Pemerintah Daerah Babel dalam menstabilkan harga lada tersebut saat ini terus di lakukan pengenalan kepada masyarakat terutama petani lada yang masih awam terkait program ini. Dewan Rempah Babel Irman di Babel Minggu (22/4/2018) menuturkan, dalam resi gudang ini para petani dapat menitipkan ladanya di gudang dan dari lada yang di titipkan tersebut para petani akan mendapatkan rekomendasi berbentuk resi yang dapat di pergunakan para petani untuk mengambil uang di bank yang telah melakukan kerja sama dengan tim resi gudang dengan besaran 75 persen dari banyaknya lada yang di titipkan. Nantinya, kalau harga lada di pasaran stabil, petani bisa menjual sesuai dengan harga di pasaran, sehingga petani terbantukan.
Seni Budaya dapat Mempererat Persaudaraan
Kata seni dan budaya merupakan dua hal yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Sebab saat ini seni mempunyai kebudayaan yang khas, begitu juga sebaliknya, setiap kebudayaan memiliki seni yang tidak ternilai harganya. Demikian dikatakan Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tengah, Marwansyah saat memberikan sambutan dalam acara Pagelaran Seni dan Budaya yang berlangsung di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon, Sabtu (21/4/2018). Marwansyah dihadapan para pimpinan partai politik peserta pemilu 2019 yang hadir pada saat acara itu mengatakan, Keragaman budaya yang ada di Indonesia saat ini bermanfaat untuk mempererat tali persaudaraan ditengah keberagaman masyarakat, karena seni dan budaya memiliki sifat universal dan menyeluruh dalam kaitannya dengan estetika. Marwansyah mengatakan, atas dasar tersebut, kekayaan seni budaya dapat menjadi media untuk menggapai cita-cita persatuan bangsa.
Pemerintah Aceh Salurkan Bantuan untuk Puluhan Warga Rohingya Terdampar.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah terus memantau penanganan hari kedua tibanya pengungsi Rohingya di Bireuen pada Jumat (20/4/2018). Hari pertama tiba di Kuala, Irwandi-Nova sudah menginstruksikan Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri dan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) T Ahmad Dadek untuk bergerak secepatnya ke Bireuen pada hari itu juga. Hingga hari kedua, Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terus memantau kondisi di lapangan. Mereka meminta untuk melayani saudara-saudara seiman ini dengan baik. Hal itu dikatakan Kepala Pelaksana (Kalak) BPBA, T. Ahmad Dadek, Minggu (22/4/2018). Dikatakannya, bantuan pengungsi Rohingya yang diserahkan dari Pemerintah Aceh, Dinas Sosial dan BPBA telah diserahkan kepada Wakil Bupati Bireuen, Muzakkar A Gani pada hari pertama pengungsi mendarat. Sebagaimana diketahui, 79 etnis Rohingya (sebelumnya diberitakan 76 orang) terdampar di Pantai Kuala Raja, Kecamatan Kuala, Bireuen, Jumat (2/4) sekira pukul 14.00 WIB. Mereka terdiri 44 laki-laki, 27 perempuan, dan enam balita laki-laki dan 2 balita perempuan. Pengungsi itu kabur dari Myanmar yang dilanda konflik dengan menggunakan kapal kayu, setelah sembilan hari di laut dan diselamatkan oleh panglima laot Bireuen.