Indonesia–Japan Business and Technology Symposium digelar di Jakarta pada Selasa, 8 Mei 2018. Simposium ini digelar oleh Kedutaan Besar Jepang dalam rangka peringatan hubungan diplomatik Indonesia dan Jepang yang telah berlangsung selama 60 tahun. Saat membuka simposium, Staf Ahli Menteri Pertanian bidang infrastruktur pertanian, Ani Andayani mengatakan, acara ini adalah tindak lanjut dari pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Jepang di Istana Bogor pada Januari lalu. Ia mengatakan, pemerintah Indonesia sangat mengapresiasi hubungan yang telah terjalin dengan pemerintah Jepang selama ini. Telah banyak kerjasama dan transfer teknologi dan informasi yang dilakukan pemerintah Jepang kepada Indonesia. Perayaan 60 tahun hubungan ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan hubungan Indonesia-Jepang menjadi suatu kolaborasi menuju kemakmuran bersama. Melalui simposium ini, pemerintah berharap adanya kesepakatan diantara Indonesia dan Jepang.
‘’Satu, adanya penurunan tarif biaya masuk untuk komoditas pertanian, yang kedua, meminimalkan hambatan non tarif untuk komoditas pertanian dan ketiga adanya kerjasama teknis untuk peningkatan komoditas pertanian’’.
Ani Andayani lebih lanjut menjelaskan, hubungan Indonesia-Jepang khususnya di sektor pertanian telah lama terjalin. Nilai perdagangan Indonesia dan Jepang di tahun 2017 telah mencapai 1,2 miliar Dolar AS. Nilai ekspor komoditas pertanian ke Jepang sudah mencapai 1 triliun Dolar AS yang meliputi antara lain ekspor nanas, pisang, sayuran, karet, kelapa sawit, kopi, kakao, kapas, gula tebu dan sagu. Dalam kesempatan yang sama Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii mengatakan, Jepang ingin terus berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Selain di Jakarta, simposium ini juga dilaksanakan di Makasar, Medan dan Surabaya. (voi/sekar)