Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio yakin teror bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya (Jatim) pada Minggu, (13/5) tidak terlalu berpengaruh besar terhadap aktivitas di pasar modal. Hal itu dikatakan Tito Sulistio seperti dikutip kepala BEI Perwakilan Ambon Roberto Dachi di Ambon, Minggu. Sementara kondisi pasar juga cukup stabil yang ditunjukkan dengan likuiditas transaksi yang tinggi dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp8,87 triliun (meningkat sebesar 16,7 persen dibanding 2017), dan frekwensi harian sebesar Rp387 ribu atau meningkat 23,7 persen dibanding tahun 2017. Ia juga mengimbau agar investor dan seluruh pelaku pasar modal tidak bereaksi berlebihan dan tetap optimis terhadap stabilitas keamanan nasional. Seluruh pelaku pasar diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas secara normal karena pengalaman teror bom Thamrin 14 Januari 2016 menunjukkan bahwa teror tersebut tidak berpengaruh besar terhadap kegiatan di pasar modal. BEI bersama Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI) menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas kejadian teror akhir-akhir ini, termasuk serangan teror yang terjadi pada tiga lokasi Gereja di Surabaya yang menelan korban jiwa dan luka-luka. BEI juga mengimbau perusahaan tercatat dan anggota bursa untuk melakukan hal yang sama yaitu mengenakan pakaian putih dengan pita hitam sebagai bentuk ketegaran.Antara