Pada hari Minggu 15 Agustus, Taliban memasuki ibukota Afghanistan, Kabul.Hari itu menjadi puncak dari serangan di Afghanistan, pasca penarikan sebagian besar pasukan AS dan Internasional lainnya pada bulan Juli.Taliban sebelumnya telah menguasai kota-kota besar dan kecil.Sementara Warga Afghanistan, yang mengkhawatirkan masa depan mereka, bergegas ke bandara di Kabul pada hari Senin, mencari jalan keluar dari negara itu.
Kepada wartawan, juru bicara Hak Asasi Manusia PBB Rupert Colville, Selasa (17/08/2021) menyatakan, kondisi memperihatinkan di Bandara Kabul menunjukkan gawatnya situasi di Afghanistan. Dikutip dari Reuters, Taliban telah berjanji untuk memberikan amnesti bagi mereka yang bekerja untuk pemerintah Afghanistan sebelumnya.Menurut Colville, janji tersebut harus ditepati dan akan diteliti dengan cermat oleh PBB.PBB, menurut Colville, meminta Taliban untuk melindungi warga sipil dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
“Seperti yang dikatakan Sekretaris Jenderal dalam pernyataannya kepada Dewan Keamanan kemarin, semua pihak, termasuk Taliban memiliki kewajiban untuk melindungi sipil dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Mereka harus menghormati dan melindungi hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia internasional.”
Lebih lanjut Colville menyebut banyak kemajuan dalam hal perlindungan hak asasi manusia yang telah diraih dalam dua dekade terakhir. Menurutnya hak warga sipil Afghanistan harus dipertahankan dan PBB telah bekerja untuk mempromosikan hak asasi manusia di seluruh dunia. Dirinya pun meminta masyarakat Internasional turut serta memberikan bantuan yang dibutuhkan oleh warga Afghanistan.
“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memberikan semua dukungan yang mungkin kepada mereka yang mungkin menghadapi risiko, dan kami menyerukan kepada Taliban untuk menunjukkan melalui tindakan mereka, bukan hanya kata-kata mereka, bahwa ketakutan akan keselamatan begitu banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat telah diatasi.”
Sementara itu Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah menyampaikan tujuh poin pernyataan atas perkembangan kondisi Afghanistan yang kini telah dikuasai Taliban. Dalam keterangan tertulis yang disampaikan di situs Kemlu, pemerintah Indonesia menyampaikan bahwa Indonesia memantau secara dekat perkembangan yang sangat cepat yang terjadi di Afghanistan.
Indonesia berharap penyelesaian politik tetap dapat dilakukan, melalui Afghan-owned, Afghan-led.Perdamaian dan stabilitas tentunya sangat diharapkan oleh masyarakat Afghanistan dan dunia internasional.Indonesia terus melakukan komunikasi dengan semua pihak di Afghanistan dan juga dengan Perwakilan PBB dan Perwakilan Asing di Afghanistan.
Kementerian Luar Negeri menyatakan, Keselamatan WNI, termasuk staf KBRI Kabul, merupakan prioritas pemerintah Indonesia.Persiapan evakuasi terus dimatangkan, antara lain melalui komunikasi dengan berbagai pihak terkait di lapangan. Misi KBRI Kabul akan tetap dijalankan dengan tim esensial terbatas, sambil terus dilakukan pemantauan situasi keamanan di Afghanistan.Andy Romdoni melaporkan.