Friday, 19 January 2018 09:20

Duta Besar Indonesia Untuk Kanada, Teuku Faizasyah, Melakukan Kunjungan Ke Ottawa, Kanada.

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Duta Besar Indonesia untuk Kanada, Teuku Faizasyah, melakukan kunjungan resmi kepada sejumlah menteri dan pejabat tinggi Provinsi Newfoundland dan Labrador, Kanada pada 15-16 Januari 2018. Seperti dilaporkan Kedutaan Besar RI Ottawa, kunjungan Duta Besar  RI tersebut bertujuan mengeksplorasi potensi kerja sama di berbagai bidang, baik ketenaga-kerjaan, perdagangan, pendidikan, teknologi maupun kebudayaan. Duta besar Faizasyah mengatakan, terdapat peluang kerja sama yang potensial antara Indonesia dengan Provinsi Newfoundland dan Labrador. Provinsi tertimur di Kanada ini memiliki keunggulan di bidang kemaritiman yang bisa disinergikan dengan komitmen Indonesia untuk memaksimalkan peluang strategis dari kemaritiman Indonesia. Selain itu, Indonesia dengan provinsi tersebut   juga merintis kerja sama untuk mengisi lowongan lapangan kerja terlatih dan semi-terlatih. Pada kesempatan kunjungan, Duta Besar RI bersilaturrahim dengan masyarakat dan diaspora Indonesia di ibu kota St. John’s. Duta Besar juga menyampaikan beberapa informasi mengenai Kartu Masyarakat Indonesia di Luar Negeri, Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian, dan mengimbau untuk memutakhirkan data diri menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Umum Presiden Tahun 2019.

Indonesia berkomitmen untuk terus aktif meningkatkan kerja sama pembangunan di antara negara-negara berkembang dalam kerangka Kerja Sama Selatan Selatan.

Komitmen Indonesia tersebut ditegaskan oleh Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Cecep Herawan, dalam pertemuan dengan jurnalis peliput diplomasi Indonesia di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Rabu (17/1). Seperti dilaporkan Kementerian Luar Negeri RI, Cecep Herawan menjelaskan, sejak menjadi Ketua Gerakan Non Blok pada 1992, Indonesia telah tegas mencanangkan bantuan luar negeri, khususnya kerja sama teknik kepada negara-negara berkembang dalam kerangka Kerja Sama Selatan Selatan. Ia menambahkan, pemberian bantuan teknik oleh berbagai Kementerian dan Lembaga Pemerintah selama ini belum tercatat sebagai bantuan luar negeri, karena masih tercatat sebagai pelaksanaan program kerja Kementerian dan Lembaga yang menjalankannya, meskipun melibatkan peserta asing. Cecep Herawan menyebutkan, beberapa program yang telah dilaksanakan oleh Indonesia antara lain Program Pembangunan, Tata Kelola Pemerintahan yang baik, dan Program Ekonomi.  Tercatat penerima bantuan teknik Indonesia pada 2017 terdiri atas 15 program kepada 31 negara,  dan 356 orang peserta yang telah diberikan melalui Kementerian Luar Negeri.

Persatuan Emirat Arab.
Harapan Indonesia untuk segera memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung berkapasitas 200 MegaWatt nampaknya semakin mendekati kenyataan. Hal ini ditandai dengan penandatangananPerjanjian Konsorsium  PengembanganPembangkitListrik Tenaga Surya Terapung200 MegaWatt di Waduk Cirata, Jawa Barat, antara PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi dengan Perusahaan MASDAR dari Persatuan Emirat Arab pada Selasa (16/1) di Abu Dhabi. Seperti dilaporkan Kementerian Luar Negeri RI, Kamis (18/1), penandatangananPerjanjian Konsorsium tersebut merupakan tindak lanjut dari MoU Kerja Sama Energi antara Indonesia dan Persatuan Emirat Arab yang disepakati pada Januari 2017, serta penandatanganan Perjanjian Pengembangan Proyek antara PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi dan MASDAR pada November tahun lalu.
Read 1419 times Last modified on Friday, 19 January 2018 10:08