(voinews.id)Diversifikasi produk batik mendorong pertumbuhan nilai ekspor sehingga batik dapat menjadi salah satu sektor yang mendukung pemulihan ekonomi nasional. Hal itu dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis. Airlangga menjelaskan, nilai ekspor batik mengalami peningkatan pada Januari-Juli 2021 mencapai 21,54 juta dolar AS.
Negara yang menjadi pasar utama batik Indonesia antara lain Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Melihat potensi yang sangat besar tersebut, pemerintah berkomitmen untuk terus berupaya membuka pasar-pasar baru pada skala global. Upaya tersebut diyakini dapat membantu kembali meningkatkan kinerja industri batik nasional di tengah dampak pandemi sekaligus semakin memperkenalkan beragam batik khas Indonesia. (antara)