Setelah perhatian masyarakat internasional tertuju pada pertemuan Donald Trump dengan Kim Jong Un di Singapura Selasa (12/6), kini dunia menunggu tindak lanjut kesepakatan kedua pemimpin. Walau sebelumnya ditandai dengan kontroversi dan perang kata-kata, KTT Korea Utara dengan Amerika Serikat akhirnya berlangsung juga di Singapura. Baik Trump maupun Kim Jong-un, menyatakan bahwa pertemuan telah menghasilkan kesepakatan menggembirakan. Donald Trump, seusai pertemuan dengan KimJong Un yang hanya didampingi penerjemah, menyatakan bahwa semua pembicaraan berlangsung jauh lebih baik dari yang diperkirakan banyak orang. Sementara itu Kim Jong-un mengatakan, kedua negara memutuskan untuk meninggalkan masa lalu di belakang. Kim Jong Un bahkan menegaskan bahwa dunia akan menyaksikan sebuah perubahan besar. Pertemuan selama 38 menit itu tidak dihadiri anggota delegasi kedua Negara yang menunggu di ruangan lain. Sebelum pertemuan dimulai, Donald Trump sudah menyatakan bahwa ia merasa terhormat, dan berjanji pasca pembicaraan, Amerika Serikat dan Korea Utara akan menjalin hubungan yang sangat luar biasa. Suatu yang mengejutkan mengingat pernyataan-pernyataan keras yang sering dilontarkan sebelumnya.
Pertemuan bersejarah yang pertama kali terjadi itu, sempat diragukan dunia akan realisasinya. Baik Gedung Putih maupun Pyong Yang sering melakukan perang kata kata, yang membuat banyak pihak ragu bahwa pertemuan kedua pemimpin itu akan terjadi.
Sampai saat berakhirnya pembicaraan dan ditandanganinya kesepakatan, tidak ada komunike yang menjelaskan secara resmi detil kesepakatan. Namun, merujuk pada awal yang melatar belakangi KTT ini, isu denuklirisasi Korea Utara tentu menjadi bahasan utama. Sebagai kompensasinya, Amerika Serikat sangat mungkin akan memberikan kebijakan khusus bagi Korea Utara dalam hubungan antara keduanya.
Selain itu, terbuka kemungkinan akan adanya langkah lanjut pembicaraan antara Korea Utara dan Korea Selatan, yang bisa diprediksi menjadi cikal bakal bagi diakhirinya kebekuan hubungan diplomatic. Kedua Korea diharapkan segera menyelesaikan konflik dan mengarah pada perjanjian damai secara menyeluruh. Jika itu yang terwujud maka akan terjadi perubahan geopolitik, khususnya di kawasan Asia Timur.