Sunday, 21 January 2018 07:58

Mataram Bersiap Sambut Latihan Bersama AL Komodo 2018.

Written by 
Rate this item
(0 votes)
Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mempercepat penataan di Pantai Ampenan untuk menyambut Latihan Bersama Internasional Angkatan Laut Komodo 2018, yang akan dihadiri sekitar 5.000 tentara dari 35 negara dan menghadirkan 60 kapal perang. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Mahmuddin Tura, di Mataram, Jumat mengatakan, pihaknya diinstruksikan segera melaksanakan berbagai proyek fisik pendukung di Pantai Ampenan, agar selesai sebelum kegiatan Naval Exercise Komodo 2018 berlangsung. Mahmuddin Tura seusai mendampingi Wakil Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana, melaksanakan gotong-royong di Pantai Ampenan, mengatakan, Latihan Bersama Internasional Angkatan Laut Komodo 2018 direncanakan berlangsung pada 19-20 Mei 2018, dan dipusatkan di beberapa tempat namun 50 persennya berada di Mataram. Untuk di Mataram difokuskan di Kecamatan Ampenan yakni di Pantai Ampenan dan Stadion Malomba. Karena itu, menurut Mahmuddin, beberapa kegiatan fisik yang akan dilaksanakan di Pantai Ampenan adalah penataan lapak pedagang kaki lima, dengan jenis kegiatan melanjutkan pemasangan keramik pada lapak yang telah dibangun pemerintah provinsi. Penataan kembali juga dilaksanakan di Stadion Malomba dengan Taman Adipura. Sementara itu Wakil Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana, sebelumnya, mengatakan, untuk menyemarakkan kegiatan tersebut pemerintah kota memberikan dukungan untuk beberapa kegiatan antara lain, pawai budaya, lomba lari, sepeda sehat, parade, dan pertemuan-pertemuan lain di Mataram. Di samping itu, ada kegiatan wisata bahari yang melibatkan pelajar dari sekolah kelautan diajak menginap dan berkeliling laut dengan menggunakan kapal perang. Dampak dari kegiatan ini untuk promosi wisata, selain itu memberikan edukasi tentang kemaritiman serta peningkatan ekonomi masyarakat. Riau Jadi Lokasi Pertama Program Peremajaan Sawit 2018. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memastikan Provinsi Riau akan menjadi lokasi pertama pelaksanaan Program Peremajaan Sawit di 2018. Darmin Nasution seusai memimpin rapat koordinasi mengenai persiapan peremajaan sawit di Jakarta, Jumat mengatakan, Program peremajaan sawit rakyat tersebut sangat penting. Pemerintah ingin membantu rakyat dan bukan mempersulit rakyat. Darmin mengatakan peremajaan sawit di Provinsi Riau pada Februari 2018 akan tersebar di lima kabupaten yaitu Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kampar, Siak dan Pelalawan. Sebelumnya, pemerintah telah melaksanakan program peremajaan sawit di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan seluas 4.446 hektare dan Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara seluas 9.109 hektare pada 2017. Darmin mengatakan program peremajaan sawit sangat diutamakan untuk meningkatkan produktivitas yang sudah ada, karena dari 4,7 juta hektare kebun kelapa sawit rakyat saat ini, sekitar 2,7 juta hektar perlu diremajakan. Ia menambahkan target peremajaan sawit di 2018 adalah kebun seluas 185 ribu hektare di 20 provinsi dengan proyeksi tambahan produktivitas mencapai 125 triliun rupiah per tahun. Satu tahun targetnya 185 ribu, dengan target 11-20 ribu hektare lahan sawit tiap kali launching. Pemerintah Targetkan Sembilan Bendungan Selesai di 2018. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan sembilan proyek bendungan dapat diselesaikan tahun 2018. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dalam keterangannya di Jakarta, Jumat mengatakan, semuanya merupakan proyek yang dimulai sejak 2015. Basuki menjelaskan, hingga 2019, pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla menargetkan pembangunan 65 bendungan yang terdiri dari 16 bendungan lanjutan dan 49 bendungan baru sebagai wujud Nawa Cita untuk mencapai ketahanan pangan dan air nasional. Pada Maret akan selesai Bendungan Rotiklot di Nusa Tenggara Timur , dilanjutkan dengan Bendungan Tanju, Mila, Bintang Bano di NTB, Bendungan Gondang dan Logung di Jawa Tengah, Bendungan Sei Gong di Batam, Bendungan Sindang Heula di Banten, serta Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan. Ia menyebutkan, jika sudah selesai, maka total kapasitas tampung dari sembilan bendungan tersebut mencapai 288 juta meter kubik (m3). Menteri Basuki menambahkan selesainya bendungan akan diikuti pembangunan jaringan irigasi yang mendapat suplai air langsung dari bendungan yang disebut irigasi premium. Dengan demikian, suplai air dari bendungan yang dibangun dengan biaya besar, dapat dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah petani. Bendungan yang akan selesai tahun ini yakni Bendungan Rotiklot terletak di Kabupaten Belu memiliki kapasitas tampung sebesar 3,3 juta m3. Bermanfaat untuk penyediaan air baku sebesar 40 liter perdetik, dan irigasi seluas 139 hektar. Biaya pembangunannya sebesar 468 miliar rupiah.
Read 1106 times Last modified on Sunday, 21 January 2018 08:03