(Voinews) Kementerian Kesehatan Peru pada Kamis (6/1) waktu setempat melaporkan kematian pertama flurona/ yakni infeksi gabungan antara flu dan virus corona/ yang melibatkan seorang pasien berusia 87 tahun dengan penyakit bawaan dan tidak divaksin COVID-19. Kematian itu merupakan satu dari tiga kasus flurona yang terdeteksi di kawasan Amazonas, Peru utara. Demikian menurut peneliti Cesar Munayco dari Pusat Nasional untuk Epidemiologi, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit kementerian. Munayco mengatakan, Dua kasus lainnya yakni satu anak dan pasien berusia 40 tahun telah mendapatkan vaksin lengkap COVID-19. Mereka yang terinfeksi mengalami gejala seperti batuk, sakit tenggorokan dan gejala umum lainnya. Munayco mendesak masyarakat agar disuntik vaksin COVID-19 dan influenza sebab vaksinasi mampu "mengurangi risiko kematian". Peru Selasa mengumumkan gelombang ketiga pandemi, yang dipercepat oleh kehadiran varian Omicron pada Desember. Seperti dilansir Xinhua/ Sejauh ini otoritas telah mengonfirmasi 309 kasus Omicron di negara Amerika Selatan tersebut.XINHUA/ANTARA