Edisi kali ini mengetengahkan topik mengenai Mahasiswa ITS Ciptakan Baterai Gel dari Sari Tomat. Penggunaan baterai sebagai salah satu sumber energi tidak dapat dipisahkan dari keseharian masyarakat. Berbagai fasilitas pendukung digital dan elektronik menggunakan baterai seperti handphone, remote kontrol, laptop, dan lain-lain.Pengarah tim inovasi mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Randy Yusuf Kurniawan mengatakan dalam komposisinya, baterai memiliki elektrolit (zat kimia) yang berbahaya bagi lingkungan, seperti lithium dan timbal. Bila baterai bekas dibuang sembarangan atau tidak didaur ulang, maka kandungan logam berat dan zat-zat berbahaya lain yang ada di baterai dapat mencemari air dan tanah, yang pada akhirnya dapat membahayakan tubuh manusia.
Karena itulah sekelompok mahasiswa Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, yaitu Febrilia Agar Pramesti, Abduh Muharram Chairacita, dan Putri Augista Nur Azizah, di dibimbing oleh Ir Endang Purwanti Setya N MT, menciptakan baterai gel dengan memanfaatkan sari buah tomat sebagai pengganti zat kimia berbahaya pada baterai.
Buah tomat sebagai salah satu sumber vitamin C yang memiliki rasa asam sangat mudah dijumpai di wilayah tropis seperti Indonesia. Buah ini juga dijual dengan harga yang relatif murah. Menurut Randy Yusuf untuk dijadikan sebagai pengganti bahan kimia pada baterai, buah tomat terlebih dahulu diukur keasamannya melalui kadar vitamin C dan menghasilkan 10-40 miligram vitamin C per 100 gram tomat. Tomat yang menjadi bahan uji adalah tomat mentah sampai masak dengan mengambil sari tomat dengan cara dijus, kemudian diuji. Menurut Randy, asam sebagai sumber proton, ketika bereaksi dengan elektroda menghasilkan elektron yang mengalir ke sirkuit luar sehingga menimbulkan aliran listrik. Sari tomat yang berbentuk cairan ini menghasilkan tegangan listrik yang kecil. Karena itu sebelum dirangkai menjadi baterai, sari tomat ditambahkan biopolimer berupa agarose untuk menjadi elektrolit berbentuk gel. Penambahan agarose mampu meningkatkan densitas atau kerapatan elektrolit. Rapatnya elektrolit membuat nilai tegangan listrik menjadi tinggi.
Sementara itu, ketua tim Febrilia Agar Pramesti mengatakan kemungkinan jika dilakukan scale up atau pembesaran skala volume, tegangan listrik pada baterai gel ini akan lebih besar. Baterai gel dari buah tomat ini juga dinilai tim mampu menghasilkan tegangan dan arus yang sangat stabil. Dikatakan timnya menjalankan baterai selama 30 menit, tegangannya menjadi 0,985 volt, hanya selisih 0,015 volt saja, selisih ini sangat sulit diperoleh pada penelitian baterai pada umumnya. Melalui inovasi ini, tim berharap baterai gel dari buah tomat ini bisa digunakan oleh masyarakat sebagai baterai yang ramah lingkungan. Tim ini akan terus menyempurnakan penemuan ini. Mereka juga berharap dapat lolos pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-31 yang akan digelar pada Agustus mendatang di Yogyakarta.