Sanggar Tari Bali Legong Jakarta, mewakili Indonesia berpartisipasi pada festival seni Tugu Budaya Etnik Sabah ke-9 (International Youth Folk Dance Festival 2018), yang digelar di Pusat Kebudayaan Sabah, Kota Kinabalu, tanggal 11 – 14 Juli 2018. Tugu Budaya Etnik Sabah (TBES) merupakan ajang festival folklore tahunan yang diselenggarakan oleh Lembaga Kebudayaan Negeri Sabah (LKNS). TBES ke-9 tahun 2018 ini diikuti oleh 25 kelompok seni tari Sekolah Rendah dan Sekolah Menengah dari Sabah, Sarawak dan Semenanjung Malaysia. Selain itu, terdapat 5 peserta internasional yaitu, Indonesia, Russia, Philipina, Sri Lanka dan Uzbekistan. Kegiatan utama festival adalah kompetisi tari etnik dan tradisional kreatif untuk jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah. Acara festival juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan pendukung diantaranya lomba fotografi, selfie dan wefie. Pada festival ini, Sanggar Tari Bali (STB) Legong mempersembahkan tari "Tri Hirta Karana" sebuah tari tradisional kreatif garapan STB Legong dan tari tradisi Puspanjali. Pada acara pembukaan dan penutupan, kelompok tari STB Legong pimpinan Anak Agung Gede Ariawan ini, menampilakan Tari Pendet. Pada ajang kompetisi tari etnik TBES 2018 ini, Tim STB Legong mendapatkan penghargaan "Best Costum" dan Anugerah Harapan yang diserahkan langsung oleh Setiausaha Kementerian Pelancongan, Kebudayaan dan Alam Sekitar.
Pada kesempatan terpisah Konsulat Jenderal RI Kota Kinabalu, Krishna Djelani menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada STB Legong yang telah berpartisipasi dan berkontribusi sebagai "duta budaya" Indonesia. Festival ini menjadi media untuk memperkenalkan kekayaan dan keragaman budaya Indonesia kepada warga Sabah.
Promosi Potensi Produk Ekspor Usaha Mikro Kecil dan Menengah - MUMKM dan Farmasi.
Sekretariat Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Propinsi Jawa Barat, Tim UMKM Bandung dan Biofarma telah menyelenggarakan kegiatan “Promosi Potensi Produk Farmasi dan UMKM" di Bandung 11-14/ Juli 2018. Kegiatan promosi produk potensial di Jawa Barat tersebut dihadiri oleh 22 diplomat fungsi ekonomi/atase perdagangan dan wakil dari 18 Kedutaan Besar negara-negara Asia Pasifik dan Afrika(Aspasaf) yang berkantor di Jakarta (India, Tiongkok, Filipina, Myanmar, Laos, Kamboja, Timor Leste, Sudan, Maroko, Korea Utara, Afrika Selatan, Nigeria, Fiji, Zimbabwe, dan PNG) maupun perwakilan negara yang berkedudukan di Malaysia dan Singapura (Uganda, Leshoto, dan Angola).
Kegiatan yang dibuka oleh Sesditjen Aspasaf sengaja mengundang atase perdagangan atau pejabat fungsi ekonomi untuk menjembatani upaya peningkatan kerjasama ekonomi, pemberdayaan UMKM dan promosi produk farmasi Indonesia dengan negara-negara di kawasan Aspasaf. Antusiasme peserta asing terhadap produk UMKM Jawa Barat antara lain ditunjukkan dengan mengundang UMKM Jawa Barat menghadiri berbagai pameran dagang di negara mereka.
Sate Ayam Menjadi Primadona Kuliner Indonesia di Portugal.
Masyarakat Portugal antusias melahap sate ayam di acara Mercado Culinário Indonésio 2018 yang diselenggarakan di halaman KBRI Lisabon (14/7). Tidak kurang dari 37 jenis kuliner Indonesia disajikan untuk menarik perhatian masyarakat Portugal, seperti sate, rendang, gado-gado, pempek, mie ayam, bakso, martabak, dadar gulung, klepon, kue lapis, pisang goreng, es campur, dan es cendol.
Mercado Culinário Indonésio adalah terjemahan bahasa Portugis dari “Pasar Kuliner Indonesia". Duta Besar RI untuk Portugal, Ibnu Wahyutomo, menyampaikan Pasar Kuliner Indonesia ditujukan sebagai upaya untuk lebih memperkenalkan Indonesia di Portugal melalui kuliner. Kegiatan ini juga diharapkan menumbuhkan minat pengusaha Portugal untuk mendatangkan bumbu dan bahan makanan Indonesia ke Portugal. Berbagai materi promosi juga ditampilkan untuk mendukung kegiatan Asian Games 2018 bulan depan.