(voinews.id)Pemerintah Indonesia terus mendorong pengembangan gas bumi untuk mencapai target 12 miliar standar kaki kubik per hari pada 2030 mengingat potensi di dalam negeri masih menjanjikan dan layak menjadi jembatan transisi energi. "Berdasarkan potensi migas yang ada, sangat tepat dan layak apabila gas dikatakan sebagai energi transisi menuju energi terbarukan. Saat ini, pemanfaatan gas untuk dalam negeri mencapai 62 persen," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Selasa. Tutuka menjelaskan pemanfaatan gas domestik sebesar 62 persen itu terutama digunakan untuk sektor industri, pabrik pupuk dan kelistrikan. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan beberapa tahun silam di mana produksi gas sebagian besar diekspor.
Menurutnya, potensi gas Indonesia yang diharapkan cukup besar adalah Blok Andaman I, II dan III. Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Premier Oil melakukan pengeboran sumur eksplorasi Timpan-1 pada 10 Mei 2022. Sumur eksplorasi lepas pantai tersebut terletak di Blok Andaman II yang berjarak 150 kilometer sebelah utara Kota Lhokseumawe dengan kedalaman air laut 4,236 kaki. Sementara itu, SKK Migas menyatakan pengeboran eksplorasi itu untuk menguji dan mengevaluasi potensi kandungan gas bumi yang terdapat pada struktur Timpan yang berada di bagian barat Blok Andaman II. Sumur Timpan-1 dibor secara vertikal dengan menggunakan anjungan pengeboran Drill Ship West Capella. Sumur itu ditajak dengan rencana kedalaman akhir sumur di 14,457 kaki MDRT dan termasuk ke dalam kategori laut dalam.
Saat ini status operasi pengeboran sumur Timpan-1 sedang melakukan pengeboran lubang 26 inci. Program pengeboran sumur Timpan-1 diperkirakan akan dilaksanakan dalam waktu tiga bulan ke depan. SKK Migas menargetkan pengeboran eksplorasi tahun ini sebanyak 42 sumur sebagai langkah untuk mendorong penemuan cadangan gas bumi baru.
antara