Friday, 20 July 2018 00:00

Cekmata .Com,Aplikasi Pendekteksi Katarak

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Mata adalah salah satu pancaindra penting yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari. Cara bekerja mata yaitu menerima rangsang berupa cahaya sehingga mampu membedakan warna, melihat objek dari jarak jauh, dan merespons cahaya. Akan tetapi, hal ini tidak terjadi pada penderita katarak. Sebab, penderita gangguan penglihatan ini memiliki bagian lensa mata yang mengalami kekeruhan sehingga cahaya yang seharusnya masuk tidak dapat menembus sampai retina dan mengakibatkan penglihatan kabur atau buram.WHO menyatakan bahwa pada 2020 setiap menitnya akan ada 1 orang di Indonesia buta karena katarak. Ini bisa terjadi pada siapa saja. Namun di tangan seorang inovator keterbatasan tersebut justru melahirkan sebuah pemikiran cemerlang, salah satunya yang dilakukan oleh para founder CekMata.com. Mereka terdiri dari Caesar Givani, seorang dokter residen penyakit dalam, Sylvester Albert Samadhi, seorang programmer dengan spesialisasi Machine Learning Specialist. Terakhir Ivan seorang serial entrepreneur. CekMata.com merupakan sebuah platform berbasis web yang memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning (ML) untuk membantu masyarakat mendeteksi dini kemungkinan katarak di matanya. Prosesnya cukup sederhana, pengguna hanya cukup mengunjungi situs lalu mengunggah foto matanya secara close-up. Dari pigmen yang ada, sistem akan melakukan deteksi membedakan mata normal dan katarak. Kecerdasan Buatan atau kecerdasan yang ditambahkan kepada suatu sistem yang bisa diatur dalam konteks ilmiah atau Intelegensi Artifisial (bahasa Inggris: Artificial Intelligence atau hanya disingkat AI) didefinisikan sebagai kecerdasan entitas ilmiah. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. AI akan mendeteksi berdasarkan data-data kesehatan yang telah dimasukkan oleh pengguna. Sedangkan Machine learning sendiri merupakan tipe pemograman yang mampu membuat smartphone meningkatkan kemampuan mereka tanpa bantuan dari manusia.Pengguna yang hendak memakai layanan ini dapat mengunjungi situs web cekmata.com. Cukup melakukan login dengan akun Google atau Facebook, kemudian memotret secara close-up mata diri sendiri, dan machine learning akan mendeteksi apakah mata itu sehat atau ada gejala katarak. Dengan cara mendeteksi pigmen yang ada untuk membedakan mata normal dan katarak.Jika pengguna terindikasi mengalami katarak, machine learning bakal memberi rekomendasi klinik atau rumah sakit terdekat yang bisa memberi pengobatan kepada pengguna.Kedepannya, para founder cekmata.com berharap akurasi hasil Cekmata ke level lebih tinggi, yakni 95 persen. Selain itu, mereka juga berharap adanya peningkatan pengguna yang signifikan di tahun ini.

Setelah pendeteksi katarak di mata, startup ini juga mulai membangun machine learning yang mampu mendeteksi tuberkulosis, pneumonia, dan cardiomegaly. Penyakit-penyakit itu diyakini dapat dideteksi dengan memindai hasil rontgen dan dianalisis oleh machine learning.Para ahli kesehatan ditargetkan juga dapat memanfaatkan teknologi machine learning untuk melengkapi diagnosis mereka, karena bukan tidak mungkin seorang dokter salah dalam memberikan diagnosis.

Read 1111 times