Thursday, 26 July 2018 08:09

LIPI Dorong Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan.

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Kolaborasi pemerintah, pelaku usaha, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya sangat krusial dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA). Hal itu dikatakan Wakil Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Subiyanto saat membuka "The 2018 International Conference on Biosphere Reserve: Engaging Stakeholders towards Community Empowerment di Palembang, Sumatera Selatan. Senin (23/7). Bambang Subiyanto  mengatakan, peran setiap pemangku kepentingan sangat krusial sehingga perlu untuk terus diperkuat. Ini dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan tahun 2030 (SDGs).

Konferensi internasional ini merupakan side-event dari sidang ke 30 “International Coordinating Council of The Man and The Biosphere (ICC MAB) UNESCO, 23-28 Juli 2018. Hadir dalam kesempatan ini lebih dari 300 partisipan dari lebih 50 negara anggota MAB UNESCO.

Pada kesempatan itu, Bambang secara khusus menyoroti peran sektor swasta. Menurut dia, peran pelaku usaha di Indonesia dan juga di banyak negara lain perlu ditingkatkan untuk mengimplementasikan hasil penelitian dalam mendukung industrilisasi. Hal ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Dikatakannya, LIPI sebagai focal point program manusia dan biosfer UNESCO di Indonesia bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Pemerintah Daerah akan terus mempromosikan cagar biosfer untuk mendorong pengelolaan Sumber Daya Alam berkelanjutan. Cagar biosfer adalah tempat untuk membentuk pengelolaan berkelanjutan melalui berbagai program seperti manajemen Sumber Daya Alam dan ekosistem, pengembangan jasa lingkungan, serta penelitian dan pengembangan.

Bambang juga mengatakan, sejak tahun 1977 hingga saat ini, Indonesia telah memiliki 11 cagar biosfer. Indonesia sudah mengajukan tiga lokasi lagi kepada UNESCO untuk mendapat pengakuan sebagai cagar biosfer yaitu Berbak-Sembilang, Betung Kerihun-Danau Sentarum, dan Gunung Rinjani-Lombok.

Sementara itu, Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wiratno menyatakan ada perubahan arah kebijakan. Masyarakat sekarang dijadikan subyek dalam pegelolaan dan konservasi Sumber Daya Alam.

Sementara itu Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Inovasi, Agus Justianto mengatakan, sumber daya hutan Indonesia memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Agus menyatakan, ada tantangan untuk memastikan adanya pemanfaatan ekonomi sekaligus pada saat yang bersamaan mengkonservasi hutan. Disinilah peran penting penelitian dan pengembangan menentukan.

Read 876 times Last modified on Thursday, 26 July 2018 08:30