(voinews.id)- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Senin (26/12) mengatakan ia berupaya mendapatkan bantuan dari India dalam menerapkan "formula perdamaian". Upaya itu ia lakukan ketika berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi melalui telepon. Dalam pembicaraan tersebut, kata Zelenskyy di Twitter, ia menyampaikan pernyataan harapan bahwa India akan sukses menjalankan peran sebagai ketua G20 tahun depan.
"Pada platform inilah saya mengumumkan formula perdamaian dan sekarang saya mengandalkan partisipasi India dalam penerapannya," ujar presiden Ukraina itu. Pada November, Zelenskyy meminta negara-negara besar ekonomi yang tergabung dalam Kelompok 20 (G20) untuk mengesahkan 10 butir formula perdamaian serta untuk mengakhiri perang. Pemerintah India melalui pernyataan pada Senin malam mengungkapkan bahwa Modi dan Zelenskyy membahas berbagai peluang untuk memperkuat kerja sama bilateral.
"Perdana Menteri menjelaskan prioritas-prioritas utama yang ditetapkan India sebagai ketua G20, termasuk memberi negara-negara berkembang kesempatan untuk menyuarakan kekhawatiran soal berbagai masalah, seperti keamanan pangan dan energi," kata pemerintah.
Selama pembicaraan tersebut, Modi juga menekankan desakannya agar perang di Ukraina segera dihentikan. Ia menyampaikan dukungan India bagi upaya-upaya untuk mewujudkan perdamaian. India selama ini tidak secara terang-terangan mengutuk invasi Rusia ke Ukraina.
Negara pimpinan Modi itu telah berkembang menjadi pembeli utama minyak Rusia, setelah China. India bulan ini membeli minyak mentah Urals di bawah harga 60 dolar AS (sekitar Rp937 ribu) per barel yang ditetapkan oleh negara-negara Barat. Menteri luar negeri India sebelumnya mengatakan bahwa India, sebagai konsumen migas terbesar ketiga di dunia dan tingkat pendapatannya tidak tinggi, harus menjaga kepentingannya. Terkait dengan keadaan tersebut, menlu India menyebut Rusia sebagai "mitra yang stabil dan teruji kuat" bagi India.
Reuters juga melaporkan pada November bahwa Moskow telah mengirimkan kepada India daftar lebih dari 500 produk yang bisa dikirimkan, termasuk komponen mobil, pesawat, dan kereta api. Rusia saat ini sedang didera serentetan sanksi, yang menyulitkan kemampuannya untuk menjaga kelangsungan operasi industri-industri utama. India, sebaliknya, juga telah mengirimkan daftar produk-produknya untuk dapat dimasukkan ke pasar Rusia, menurut menlu.
India sedang berupaya menyeimbangkan perdagangan bilateral, yang saat ini condong ke arah Rusia.
Sumber: Reuters