Merayakan Global Tiger Day 29 Juli, lembaga World Wildlife Fund WWF Indonesia bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia merilis video dokumentasi langka yang menunjukkan harimau sukses berkembang biak di alam liar. Ketua Tigers Alive Inisiatif, Michael Baltzer menjelaskan melalui pres rilis pada Minggu (29/7) pagi, sebagai predator utama pada rantai makanan, harimau di alam berperan penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang mendukung kelangsungan hidup spesies lainnya dan juga untuk manusia. Namun, harimau berstatus kritis.
Dikatakannya, saat ini, hanya tersisa 3900 individu harimau liar di dunia, dan hanya bisa ditemukan sekitar 5 persen dari jangkauan mereka, jika dibandingkan dengan seabad lalu.
Michael Baltzer menambahkan, sebagai fakta nyata, telah ada video yang memperlihatkan bukti yang mengagumkan dan membuktikan perkembangan binatang karnivora ini. Harimau berkembang biak seperti kucing, jika saja mereka memiliki habitat yang terlindungi, memiliki cukup mangsa dan tidak diburu. Dikatakannya, untuk mencapai tujuan TX2 yaitu menambah jumlah dua kali lipat. Artinya dibutuhkan bantuan pemerintah, pengusaha, masyarakat lokal, dan setiap orang yang peduli harimau untuk mendukung usaha-usaha konservasi harimau. Untuk itu, pihaknya sangat menghargai upaya dari pemerintah Indonesia untuk menyelamatkan spesies yang luar biasa ini.
Sementara itu, Direktur Sumatera dan Wildlife, WWF-Indonesia Suhandri mengatakan, adanya bukti video kembang biak membuktikan Harimau Sumatera yang sehat ini dapat berkembang biak secara baik, dan bisa cocok berada di alam Sumatera Tengah.
Suhandri mengatakan hal itu juga menunjukkan komitmen yang kuat dari pemerintah Republik Indonesia serta dukungan dari mitra komunitas dan pemerintah lokal maupun komunitas internasional untuk menyelamatkan harimau dan habitatnya. Pemulihan populasi harimau adalah kunci untuk manusia, agar dapat hidup dengan ketersediaan sumber daya alam.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Suharyono, menyatakan, Kementeriannya punya target meningkatkan populasi harimau diantara 25 satwa terancam punah hingga 10 persen sesuai dengan Indikator Kinerja pemerintah seperti dimandatkan oleh Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem. Perdagangan ilegal tetap menjadi salah satu ancaman terbesar terhadap harimau di alam liar. Rantai perdagangan yang panjang, dari sumber sampai kepada tujuan akhir, hukum harus ditegakkan, kejahatan terhadap satwa liar yang berkaitan dengan korupsi harus dihentikan.
Hari Harimau Sedunia atau Global Tiger Day, dirayakan setiap 29 Juli, pertama kalinya dicetuskan di Saint Petersburg Tiger Summit pada tahun 2010. Tujuan perayaan hari harimau ini untuk meningkatkan kepedulian terhadap usaha konservasi harimau.