Menteri Keuangan Republik Indonesia (RI) sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati menyatakan stabilitas sistem keuangan Indonesia pada kuartal II-2018 terjaga baik meski adanya peningkatan tekanan ekonomi global. Hal itu disampaikan Sri Mulyani dalam konferensi pers yang digelar di Kementerian Keuangan RI, Jakarta, Rabu malam, 31 Juli 2018. Sri Mulyani menjelaskan, stabilitas sistem keuangan Indonesia ditunjukkan dengan tingkat inflasi terjaga, likuiditas yang mencukupi, cadangan devisa terjaga, tingkat defisit yang terkendali, surplus pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, serta membaiknya kinerja perbankan.
‘’KSSK - Komite Stabilitas Sistem Keuangan menyimpulkan bahwa stabilitas sistem keuangan triwulan II tahun 2018 tetap terjaga di tengah meningkatnya tekanan yang berasal dari global. KSSK memandang bahwa kondisi fundamental serta stabilitas perekonomian dan sistem keuangan masih terjaga. Hal ini ditunjukkan oleh tingkat inflasi yang terjaga, likuiditas sistem keuangan yang mencukupi, cadangan devisa yang masih memadai, tingkat defisit APBN yang terkendali, surplus keseimbangan primer dari APBN sampai dengan semester pertama serta kinerja perbankan yang membaik. Sebagaimana tercermin dari peningkatan pertumbuhan kredit dengan tingkat resiko kredit yang terkendali serta permodalan dan likuiditas perbankan yang kuat’’.
Namun demikian, menurut Sri Mulyani KSSK tetap akan mewaspadai gejolak ekonomi global akibat kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat (AS) serta perang dagang AS dengan para mitra dagangnya. Terutama terhadap pelemahan nilai tukar Rupiah. Dikatakannya, KSSK sendiri telah mencermati adanya tekanan pada nilai tukar dan SBN (Surat Berharga Negara) terutama yang berasal dari ekspetasi lanjutan kenaikan Fed Fund Rate dan sentimen dari perang dagang antara pemerintah AS dan mitra dagang utamanya. Selain itu, KSSK juga akan mewaspadai dampak dari gelaran pemilihan umum (Pemilu) pada 2019 mendatang terhadap stabilitas sistem keuangan sistem terjaga. Ia berharap, tidak ada gejolak yang berlebihan yang akan mengganggu stabilitas sistem keuangan nasional. VOI/Rezha