(voinews.id)- Tim penyelamat pada Selasa masih "berpacu dengan waktu" untuk menemukan korban di bawah reruntuhan bangunan ketika jumlah kematian akibat gempa di Turki dan Suriah melewati angka 5.000. Gempa dengan magnitudo 7,8 itu mengguncang pada Senin pagi dan diikuti sebuah gempa lain beberapa jam kemudian. Ribuan bangunan ambruk, gedung-gedung rumah sakit dan sekolah hancur, dan puluhan ribu orang terluka dan kehilangan tempat tinggal di beberapa kota di Turki dan Suriah.
Seorang pejabat PBB mengatakan ribuan anak kemungkinan termasuk di antara mereka yang kehilangan nyawa. Cuaca musim dingin menghambat upaya pencarian dan pengiriman bantuan, serta menambah penderitaan mereka yang kehilangan rumah.
Di beberapa kawasan, warga terpaksa hidup tanpa aliran listrik dan bahan bakar. Para pejabat bantuan mengkhawatirkan situasi di Suriah yang telah dilanda krisis kemanusiaan setelah hampir 12 tahun diamuk perang saudara.
Di Turki, angka kematian bertambah menjadi 3.419 orang pada Selasa pagi, kata Wakil Presiden Fuat Oktay. Menurut pemerintah Suriah, jumlah korban tewas di negara ini mencapai 1.600 lebih. Pihak berwenang di Turki mengatakan 13,5 juta orang terdampak oleh bencana itu di kawasan sepanjang 450 km dari Adana di barat hingga Diyarbakir di timur, dan 300 km dari Malatya di utara sampai Hatay di selatan. Otoritas Suriah menerima laporan korban tewas sampai sejauh Hama di selatan yang berada sekitar 100 km dari pusat gempa.
"Sekarang (kita) berpacu dengan waktu," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus di Jenewa. "Setiap menit, setiap jam yang berlalu, peluang menemukan penyintas yang masih hidup semakin kecil," katanya.
Para penyelamat berjuang siang dan malam untuk mencari korban selamat. Di sekitarnya, warga menunggu dalam duka dan berharap kerabat mereka yang hilang bisa ditemukan dalam keadaan hidup.
antara