Dalam Forum Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) yang dibuka Kamis ini 2 Agustus 2018) , Menlu Retno akan memperjuangkan gagasan Indo-Pasifik dengan pemaparan langakah-langkah yang lebih detail dalam Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) yang akan berlangsung hingga hari Sabtu mendatang. Indonesia juga akan memanfaatkan Pertemuan Negara Anggota ASEAN dengan Mitra Wicara untuk menegaskan dan memajukan kepentingan nasional di berbagai isu prioritas. Gagasan Indo-Pasifik diinisiasi oleh Indonesia setelah melihat ancaman pertarungan negara negara besar di Asia Pasifik dan Samudra India, seperti AS dan China serta India, Australia dan Jepang, yang akan mempengaruhi Asia Tenggara. Indonesia ingin isu Indo Pasifik dibahas juga dalam pertemuan Puncak Asia Timur ( EAS) yang juga diikuti oleh negara negara besar tersebut pada tanggal 4 Agustus 2018.
Menlu Retno juga akan menyuarakan kepentingan Indonesia mengenai penguatan kerja sama di Kawasan Indo-Pasifik. Isu ini merupakan hal yang strategis bagi Indonesia dan ASEAN yang terletak di tengah-tengah atau sebagai poros kedua kawasan, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Indonesia akan menawarkan suatu cara pandang (outlook) terhadap Kawasan Indo-Pasifik yang diarahkan bagi peningkatan kerja sama di bidang maritim, konektivitas dan agenda pembangunan berkesinambungan. Konsep Indonesia dimaksudkan untuk dapat memberikan nilai tambah bagi mekanisme kerja sama ASEAN yang telah ada saat ini, khususnya untuk memperkuat EAS.
Pada dasarnya konsep Indo-pasifik dilontarkan untuk mengoptimalkan arsitektur yang sudah ada bukan untuk membentuk arsitektur baru di kawasan. ASEAN sendiri merupakan wadah yang tepat dalam mengusung gagasan indo-pasifik dengan nilai-nilai inklusif,kerjasama dan dialog. Dalam lebih dari 50 tahun keberadaannya, ASEAN tak pernah mengancam pihak manapun dan tidak mempunyai tradisi konfrontasi.
Dengan tradisi dialog, ASEAN ingin menularkan kepada negara-negara besar untuk mengutamakan diskusi dalam menyelesaikan perbedaan kepentingan. Asosiasi negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) harus meningkatkan kapasitas manajemen krisis, terutama dengan menjadi lebih cepat dalam menangani masalah konflik dan hak asasi manusia.
Upaya-upaya Kementerian Luar Negeri Indonesia harus terus dilakukan agar konsep Indo-Pasifik lebih relevan dalam membangun perdamaian dan keamanan regional tidak hanya di kawasan Pasifik tetapi juga di kawasan Hindia. Dukungan dari negara-negara anggota ASEAN lainnya diperlukan agar konsep ini dapat diwujudkan dan dinikmati oleh seluruh negara di kedua kawasan.