Wednesday, 01 March 2023 00:00

Kejadian Bencana Hidrometeorologi Perlu Diwaspadai

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat pada minggu terakhir di bulan Februari 2023, kejadian bencana hidrometeorologi basah mengalami kenaikan dibandingkan pekan sebelumnya. Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan hal tersebut dalam Disaster Briefing di Jakarta, Senin (27/2).

Menurut Abdul Muhari, dilihat dari distribusi spasialnya, terutama pada pulau Jawa dalam dua hari terakhir, bencana hidrometeorologi basah terdiri atas banjir, angin puting beliung dan tanah longsor.

Abdul Muhari juga mengatakan, tren cuaca mulai bergeser menjadi angin puting beliung, atau cuaca ekstrem. Angin kencangpun sudah mulai dominan meski turun hujan. Banjir di beberapa tempat kemarin juga dipengaruhi oleh kondisi-kondisi regional.

Menanggapi fenomena alam tersebut Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat mitigasi bencana banjir dan longsor menyusul peningkatan intensitas curah hujan. Mitigasi menjadi upaya penting yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko bencana tersebut. Deputi Bidang Koordinasi Pemerataan Pembangunan Wilayah dan Penanggulangan Bencana Kemenko PMK, Sudirman, menekankan Selasa kemarin, Mitigasi menjadi upaya penting yang perlu dilakukan untuk mengurangi risiko bencana tersebut..

Boleh dikatakan setiap tahun Indonesia mengalami kejadian bencana hidrometeorologi. Masyarakat, termasuk pemerintah daerah yang wilayahnya sering mengalami bencana alam ini, sedikit banyak sudah tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi. Namun masyarakat yang wilayahnya belum pernah mengalami banjir atau tanah longsor dan kini mengalaminya, tentu akan terkejut dan terkesan lamban menanganinya.

Oleh karena itu, kesiapsiagaan masyarakat, termasuk pemerintah daerah di seluruh Indonesia, harus dibangun. Upaya mitigasi dilakukan tidak hanya di tingkat wilayah, tetapi juga sampai tingkat RW dan RT. Menyiapkan tas siaga bencana oleh setiap warga, misalnya, harus terus menerus disosialisasikan. Kejadian bencana alam mungkin tak dapat dihindari, namun risiko dampaknya dapat dikurangi jika setiap individu siaga.

Read 611 times Last modified on Wednesday, 01 March 2023 09:38