Tuesday, 01 August 2023 09:27

Zelenskyy duga Rusia akan kembali serang jaringan listrik Ukraina

Written by 
Rate this item
(0 votes)

 

VOinews.id- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy  memperkirakan bahwa Rusia akan terus melanjutkan serangannya ke sistem energi Ukraina saat cuaca dingin kembali pada akhir tahun. Dia bertekad akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk melindungi jaringan listrik di negaranya. Hampir 40 persen sistem energi Ukraina mengalami kerusakan dalam serangan rudal dan drone pada musim dingin lalu, yang membuat kota-kota Ukraina dilanda kegelapan dan kedinginan.

Kiev menyebut tindakan itu sebagai strategi yang disengaja oleh Rusia untuk membuat warga sipil menderita yang merupakan kejahatan perang. Moskow menyatakan serangan itu bertujuan untuk mengurangi kemampuan tempur Ukraina. Sejak cuaca panas melanda, serangan ke infrastruktur energi Ukraina telah berkurang dan digantikan serangan terhadap target lain. Namun, selama kunjungannya ke Kota Ivano-Frankivsk pada Minggu, Zelenskyy mengatakan dirinya memperkirakan serangan terhadap sistem energi akan berlanjut.

"Jelas bahwa musim gugur ini dan...pada musim dingin, musuh akan berupaya mengulangi teror terhadap industri energi Ukraina. Kami harus siap menghadapi hal ini setiap saat," kata Zelenskyy kepada para pejabat tinggi di pemerintahan, keamanan, dan kedaerahan. "Pada setiap tingkat pemerintahan dan keamanan, kami akan melakukan segala hal yang mungkin," lanjutnya.

Zelenskyy menyatakan pemerintah, pejabat keamanan dan pekerja energi bekerja melindungi sistem energi dari kerusakan fisik, sabotase atau serangan siber. Setiap kota besar dan kecil di Ukraina harus siap menghadapi kondisi darurat energi, katanya menambahkan. Perbaikan secara cepat kerap mengandalkan peralatan energi cadangan dari negara-negara Barat, yang membantu Ukraina melewati musim dingin lalu. Menteri Energi Jerman Galushchenko pekan ini mengungkapkan keyakinannya bahwa Ukraina akan dapat memenuhi kebutuhan pembangkit listriknya selama musim dingin.

 

Sumber: Reuters

Read 135 times