VOInews.id- Badan urusan pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa (UNHCR) mengatakan pada Selasa bahwa ada lebih dari empat juta orang mengungsi akibat krisis Sudan dan menyatakan kekhawatiran atas dampak konflik terhadap layanan kesehatan. Di tengah meningkatnya jumlah pengungsi, UNHCR "sangat prihatin mengenai menurunnya kondisi kesehatan di seluruh negeri, termasuk di kamp pengungsian," kata perwakilan dari UNHCR William Spindler dalam suatu pengarahan pers PBB di Jenewa.
"Situasi di dalam Sudan, di mana tim UNHCR berada, tidak dapat dipertahankan karena kebutuhan jauh lebih besar daripada apa yang dapat dilakukan manusia dengan sumber daya yang ada,” kata Spindler. Di wilayah Nil Putih, layanan kesehatan dan gizi di seluruh 10 kamp pengungsi sangat terdampak akibat kelangkaan obat-obatan utama, petugas kesehatan dan pasokan, kata dia. Selain itu, lebih dari 144 ribu pengungsi baru tiba dari Khartoum, yang bergabung dengan para pengungsi Sudan Selatan dan masyarakat setempat yang menggunakan klinik-klinik kesehatan.
Spindler menyatakan bahwa jumlah pengungsi tersebut termasuk 700.000 pengungsi dan pencari suaka yang melarikan diri ke negara tetangga, serta 195.000 orang Sudan Selatan yang terpaksa kembali ke negara asalnya. Dia menambahkan bahwa di dalam Sudan, lebih dari empat juta orang terpaksa mengungsi, termasuk 187 ribu diantaranya yang sudah tinggal di negara itu sejak awal krisis. "Kebanyakan keluarga bergerak selama berminggu-minggu dengan sedikit persediaan makanan dan obat-obatan, dan ini meningkatkan angka gizi buruk, wabah penyakit, dan kematian akibat wabah masih terus menjadi perhatian," kata Spindler.
antara