VOInews.id- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyerukan rencana penyelamatan global untuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). Di setengah jalan implementasi SDG, hanya 15 persen dari target yang berjalan sesuai rencana dan banyak yang mengalami kemunduran, jelas Guterres dalam pembukaan KTT yang menambahkan alih-alih tidak meninggalkan siapa pun, dunia berisiko meninggalkan SDG. Oleh karena itu, SDG memerlukan rencana penyelamatan global, ujarnya.
Guterres menyerukan aksi untuk mengurangi kelaparan, transisi yang lebih cepat ke energi terbarukan, penyebaran manfaat dan peluang digitalisasi yang lebih luas, pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak dan kaum muda, pekerjaan yang layak dan perlindungan sosial, serta aksi iklim. "Jadi, SDG bukan sekadar sebuah daftar tujuan. SDG membawa harapan, impian, hak, dan ekspektasi masyarakat di mana pun.
Dan SDG memberikan jalur yang paling pasti untuk memenuhi kewajiban kita berdasarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, yang kini memperingati tahun ke-75," kata Guterres. Delapan tahun lalu, sejumlah negara anggota PBB mengadopsi SDG yang bukan merupakan janji yang dibuat satu sama lain sebagai diplomat melainkan sebuah janji kepada masyarakat.
Hal itu untuk masyarakat yang terimpit di bawah roda kemiskinan, masyarakat yang kelaparan di dunia yang berkelimpahan, anak-anak yang tidak mendapat akses di ruang kelas, keluarga-keluarga yang melarikan diri dari konflik, orang tua yang tak berdaya menyaksikan anak-anak mereka meninggal karena penyakit yang sebenarnya dapat dicegah.
Selain itu, tambah Guterres, juga untuk orang-orang yang kehilangan harapan karena tidak dapat memperoleh pekerjaan atau jaring pengaman, seluruh masyarakat benar-benar berada di ambang kehancuran karena perubahan iklim.
Antara