Tuesday, 21 August 2018 06:42

Pancasila Sebagai Sumber Energi Ideologis Bangsa.

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Presiden Jokowi pidato dalam Sidang Bersama DPR, Kamis   lalu (16, 8 ) mengajak semua lapisan masyarakat untuk mensyukuri Indonesia memiliki Pancasila sebagai sumber energi ideologis bangsa. Seperti dikutip presidenri.go.id,  Presiden Joko Widodo mengatakan  Pancasila memandu seluruh anak bangsa dalam mewujudkan janji-janji kemerdekaan.   Pancasila adalah bintang pengarah, penggerak, sumber inspirasi dan sekaligus sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.  Presiden yakin dengan berpegang teguh pada Pancasila,  Indonesia akan menjadi bangsa yang berdaulat dan bermartabat dalam pergaulan bangsa-bangsa lain di dunia, duduk sama rendah, berdiri sama tinggi.

Sementara itu, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo saat menerima pengurus Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) di ruang kerja Ketua DPR RI, Jakarta, Selasa lalu (14/08) seperti dikutip Tribunenews.com  mengajak semua elemen masyarakat mengedepankan semangat dan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan.  Hal tersebut  bertujuan  agar rasa kebangsaan semakin kuat, bukan malah tercerai berai. Menurut Bambang Soesatyo , Pancasila adalah kekuatan bangsa Indonesia Karena para pendahulu bangsa mengamalkan Pancasila. Oleh karena itu,   bangsa Indonesia sampai sekarang masih utuh. Ia menambahkan Pancasila harus terus tertanam dan teramalkan dalamsetiap sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo saat menjadi narasumber Bincang Kebangsaan dan Peluncuran Buku  berjudul ‘Membaca Indonesia di Jakarta (13/08) seperti dikutip tribunenews.com mengatakan  secara filosofis tersirat jelas bahwa   Pancasila sebagai penopang rumah besar Indonesia.  Membaca Indonesia hari ini pada dasarnya adalah bagaimana menyebarluaskan nilai-nilai Pancasila ke ruang publik secara masif dengan memanfaatkan ruang maya dan media-media kreatif. Bangsa Indonesia harus merawat dan menjaga  Pancasila sebagai perekat untuk membendung gelombang politik identitas yang menganggu rasa kebangsaan.  Ketua DPR  optimistis setiap masyarakat Indonesia pasti merindukan kedamaian hidup.  Apalagi sebagai sebuah bangsa, Indonesia mempunyai akar sosio historis yang kuat.   Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 misalnya, menjadi titik kepeloporan pemuda dalam revolusi yang menyatakan bertumpah darah satu, berbangsa satu, menjunjung tinggi bahasa persatuan, Indonesia.

Read 1094 times