Sunday, 11 February 2024 12:08

PMI Fasilitasi Layanan Kesehatan Keliling untuk Pengungsi Gaza

Written by  Ranov/Andy Romdoni
Rate this item
(1 Vote)

Foto : PMI

 

VOInews, Jakarta: Layanan kesehatan primer sangat dibutuhkan di tempat penampungan informal di Jalur Gaza. Untuk memastikan pengungsi Gaza mendapatkan layanan kesehatan, Palang Merah Indonesia (PMI) bekerjasama dengan Lembaga Bantuan Medis di Gaza melakukan layanan kesehatan keliling maupun door to door dari tenda ke tenda. Hal ini untuk membantu warga pengungsi yang dalam kondisi sakit untuk mendapatkan akses dan penanganan medis.

 

“Layanan kesehatan keliling ini merupakan upaya PMI dalam mendekatkan akses kesehatan bagi warga pengungsi yang sakit. Bagi warga yang sakit namun tidak memungkinkan beranjak ke fasilitas kesehatan darurat, mereka mendapatkan layanan door to door dari tenda ke tenda,” kata Arifin Muh Hadi, Kepala Markas Pusat PMI yang juga sebagai Ketua Tim Misi Kemanusiaan PMI untuk Gaza, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (11/2/2024).

 

Layanan Kesehatan keliling PMI tahap pertama ini ditargetkan untuk 1.000 pasien. Setelah target tercapai, PMI akan terus melanjutkan layanan kesehatan tersebut dan menyasar ke beberapa penampungan darurat lainnya.

 

"Pendekatan layanan kesehatan keliling ini sangat efektif mengingat jumlah rumah sakit yang beroperasi semakin berkurang, sementara itu kapasitas tampung pasien di rumah sakit yang ada juga sangat terbatas," kata Arifin.

 

Sementara itu Ridwan Sobri Carman selaku Kepala Penanggulangan Bencana PMI Pusat yang juga berada di El Arish, mengatakan PMI menurunkan tenaga dokter dan perawat dalam menjalankan layanan kesehatan keliling ini.

 

“Tim Medis mitra PMI di wilayah Gaza yang kami mobilisasi terdiri dari 2 tim, masing-masing tim didukung oleh 1 dokter dan 2 perawat. Kedua tim medis ini terus menyasar beberapa penampungan pengungsi di Rafah Gaza maupun Younis,” jelas Ridwan Sobri.

 

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan fungsi dan akses pelayanan kesehatan sangat terganggu akibat terbatasnya akses listrik dan air. Selain itu jumlah pusat layanan kesehatan UNRWA juga berkurang dari 22 pusat layanan hingga hanya 4 pusat layanan saat ini.

 

Hal ini menimbulkan bencana kesehatan yang luar biasa. Suhu dingin di wilayah Gaza dan sekitarnya serta tingginya peningkatan angka kematian dan cedera akibat pemboman dan kekerasan sangat mengkawatirkan kondisi pasien.

 

"Penanganan operasi medis terpaksa harus dilakukan tanpa fasilitas yang memadai serta tidak tersedianya cairan anestesi," tulis PMI dalam keterangannya.

 

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menekankan perlunya peningkatan cakupan imunisasi rutin serta penyediaan obat penyakit tidak menular, psikotropika, dan anestesi untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dan mencegah penyebaran penyakit.

Read 230 times