Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) akan bergabung dengan kelompok-kelompok masyarakat adat dari negara dan kawasan lain untuk menyampaikan isu masyarakat adat dalam pertemuan aksi iklim global (Global Climate Action Summit/GCAS) di San Francisco, Amerika Serikat, 12-14 September tahun ini. Deputi Bidang Kelembagaan, Komunikasi dan Penggalangan Sumber Daya AMAN, Mina Susana Setra di Jakarta, Minggu (26/8), mengatakan AMAN akan bergabung dengan kelompok masyarakat adat global seperti Coordinator of Indigenous Organizations of the Amazon (COICA) dan the Brazilian Indigenous Organization (AIPB).
Dikatakannya, ada lima isu yang akan disuarakan AMAN kepada para pemangku kepentingan global yang menghadiri GCAS, termasuk di antaranya hak atas tanah dan wilayah adat, hak masyarakat adat untuk diutamakan mendapat informasi dan berkeputusan dalam negara, dan penghentian kriminalisasi dan pembunuhan masyarakat adat. Isu ini jumlah kasusnya semakin tinggi dan masih banyak dihadapi masyarakat adat di dunia, termasuk di Indonesia, Amerika Serikat maupun Amerika Latin.
Mina Susana Setra mengatakan 45 persen korban dalam 250 kasus pembunuhan merupakan masyarakat adat, dan dalam dua tahun terakhir jumlahnya bertambah, terutama di Amerika Latin dan Afrika. Kasus yang dihadapi kebanyakan konflik dengan korporasi yang mendapat dukungan pemerintah setempat.
Dikatakannya, isu lain yang akan disampaikan berkenaan dengan akses langsung pendanaan, mengingat selama ini komitmen dunia pada masyarakat adat besar tetapi selalu tidak pernah terwujud. Selain itu mereka akan menyuarakan pentingnya pengakuan terhadap pengetahuan tradisional masyarakat adat. Mina menjelaskan, pada 2018, United Nations Framework Convention on Climate Change UNFCCC mengeluarkan platform pengetahuan masyarakat adat terkait teknologi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Platform ini untuk transfer teknologi masyarakat adat. Mina Susana Setra menambahkan, dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia sudah menyebutkan secara spesifik mengenai hal itu, bahkan ada pengakuan tidak langsung soal Indigenous People atau Masyarakat Adat di Indonesia.
GCAS di San Francisco antara lain akan dihadiri oleh Sekretaris Eksekutif UNFCCC Patricia Espinosa, Perwakilan Khusus untuk Urusan Perubahan Iklim dari Tiongkok Menteri Xie Zhenhua, Ketua Kelompok Mahindra Anand Mahindra, Utusan Sekretaris Jenderal PBB untuk Pemuda Jayathma Wickramanayak, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Aksi Iklim Michael R. Bloomberg dan Gubernur California Edmund G. Brown Jr.
Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Al Gore, musisi Dave Matthews, CEO Unilever Paul Polman, aktor Alex Baldwin, hingga mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry juga dijadwalkan hadir.