Thursday, 25 January 2018 10:08

Indonesia Ingin Ikut Garap Proyek Infrastruktur Di Sri Lanka

Written by 
Rate this item
(1 Vote)

 

VO BERITA Indonesia ingin terlibat dalam penggarapan proyek infrastruktur Sri Lanka, yang sedang melakukan pembangunan secara besar-besaran.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ketertarikan Indonesia berpartisipasi dalam pembangunan Sri Lanka dalam kunjungannya ke negara itu pada Kamis menurut Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, yang turut serta mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan tersebut, mengatakan kunjungan Presiden ke Sri Lanka diharapkan mendorong langkah konkret dalam kerja sama dua negara.

"BUMN Indonesia sudah melakukan kontak dengan beberapa mitranya di sini dan menunjukkan ketertarikannya. Oleh karena itu Presiden mendorong agar BUMN Indonesia juga diberikan peran berpartisipasi di dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka," kata Retno.

Selain itu ada pembicaraan mengenai kerja sama di bidang pengadaan kereta api. Presiden menyampaikan beberapa usulan seperti kerja sama di bidang perkeretaapian yang melibatkan PT INKA, telah melakukan beberapa kali pertemuan teknis dengan mitranya di Sri Lanka.

"Mudah-mudahan dengan kunjungan Presiden ini akan ada tindak lanjut yang konkret, yaitu ekspor dari gerbong, baik gerbong penumpang maupun gerbong barang dari PT INKA," tutur Retno.

Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Sri Lanka merupakan kunjungan Presiden Indonesia pertama ke negara itu setelah 39 tahun. Kunjungan itu juga ditujukan untuk memperingati 66 tahun hubungan diplomatik kedua negara menuruut Retno kepada wartawan di Colombo, Rabu malam.

Dalam kunjungan itu, menurut Retno, Presiden Jokowi juga melakukan pertemuan empat mata dengan Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena di Presidential Secretariat dan pertemuan pleno yang juga dihadiri oleh PM Sri Lanka dan para anggota kabinet dari Sri Lanka.

"Kedua kepala negara juga sepakat akan dibentuk Joint Consultant Meeting secara reguler yang akan diketuai menteri luar negeri kedua negara," katanya. Antara

 

Read 811 times Last modified on Thursday, 25 January 2018 13:25