VOInews.id, Kinshasa:WHO mendeteksi varian baru kasus mpox di wilayah Kongo. Varian baru ini dileaporkan lebih menular. Hal ini menunjukkan tanda-tanda “mencapai puncaknya”. Meskipun infeksi terus meningkat di wilayah lain Kongo serta di Burundi, dan Uganda. Melansir dari AP News, Senin (11/11/2024), di South Kivu, WHO mencatat infeksi tampak stabil. Namun, WHO mengakui, pengujian yang terbatas menyulitkan pemahaman penuh tentang bagaimana virus menyebar.
Data dari pekan lalu menunjukkan Kongo melaporkan kurang dari 100 kasus terkonfirmasi, turun dari hampir 400 pada Juli. Tren stabilisasi infeksi memberi harapan untuk menghentikan wabah. Sejauh ini, sekitar 50 ribu orang di Kongo telah divaksinasi, tetapi diperkirakan dibutuhkan 3 juta dosis vaksin untuk menghentikan wabah ini. WHO juga menyebut, wabah di Burundi dipicu oleh varian baru yang menyebabkan gejala ringan. Wabah tersebut menyebabkan banyak orang yang terinfeksi tidak menyadari mereka menyebarkan virus. Burundi melaporkan lebih dari 200 kasus baru setiap minggu dalam dua pekan terakhir, mayoritasnya adalah anak-anak dan dewasa muda.
Sementara itu, di Uganda, WHO mencatat penyebaran virus sebagian besar terjadi melalui kontak seksual, dengan sebagian besar kasus pada orang dewasa. Mpox menyebar melalui kontak kulit langsung dengan orang yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi. Virus ini sering menyebabkan lesi kulit yang terlihat, mengurangi kemungkinan kontak dekat. Pada bulan Agustus, WHO menyatakan penyebaran mpox di Afrika sebagai keadaan darurat kesehatan global. Hingga saat ini, Afrika melaporkan lebih dari 46.000 kasus dugaan dan 1.081 kematian. WHO berencana mengadakan pertemuan ahli pada hari Senin untuk mengevaluasi apakah mpox masih merupakan keadaan darurat internasional.
RRI.co.id