Tuesday, 04 September 2018 10:08

Pelemahan Rupiah Dan Peluang Bahan Baku Lokal

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Presiden Joko Widodo mengumpulkan para menteri dan pejabat di bidang ekonomi untuk membahas pelemahan rupiah. Rapat berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/8) sore. Dalam pertemuan  tersebut, Presiden Jokowi meminta jajarannya memberi penjelasan kepada publik bahwa pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang terjadi belakangan ini, tak mengkhawatirkan bagi perekonomian nasional. Ketua Otoritas Jasa Keuangan(OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan hal tersebut, saat ditanya wartawan mengenai arahan Presiden Jokowi di dalam rapat.

Wimboh mengatakan, saat ini OJK, Bank Indonesia dan pemerintah sudah mempersiapkan langkah-langkah yang akan diambil dalam mengantisipasi pelemahan rupiah. Diantaranya adalah, memperkuat ekspor ke berbagai negara. Di sisi lain, pemerintah juga akan mengurangi impor barang yang tidak terlalu diperlukan. Mengutip Bloomberg, Senin (3/9), rupiah dibuka di angka Rp14.745 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka Rp14.710 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 9,03 persen.

Yang menarik dari pernyataan Wimboh adalah rencana pemerintah mengurangi impor barang yang tidak terlalu diperlukan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), selama Januari-Juli tahun ini tercatat impor barang konsumsi 9,9 miliar dollar AS atau naik 27,03 persen, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sedang pada kurun waktu yang sama, impor bahan baku/penunjang naik 22,9 persen.

Mengingat Indonesia kaya akan sumber daya alam, pengurangan impor barang yang tidak terlalu diperlukan dapat mengacu pada impor bahan baku/ penunjang. Penguatan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah dapat memberi peluang pada peningkatan penggunaan bahan baku lokal.

Harga bahan baku local, yang selama ini dianggap lebih mahal, dimungkinkan menjadi setara atau bahkan lebih murah dibandingkan dengan bahan baku impor. Penguatan dollar AS berpeluang menjadikan perbandingan harga bahan baku lokal dan impor mengalami penyesuaian.  Bahan baku untuk industri kulit, plastik dan kimia buatan dalam negeri, menjadi pilihan logis pelaku usaha karena dibeli dengan rupiah.

Menguatnya dollar AS telah  menurunkan daya saing bahan baku impor dari sisi harga. Situasi ini dapat dijadikan peluang bagi produsen dalam negeri untuk memroduksi barang dengan bahan baku lokal yang lebih murah. Masyarakat  kemudian dapat membelinya  dengan harga yang lebih murah, dibanding barang berbahan baku impor yang harganya terpengaruh penguatan dollar AS. Bagi pemerintah, ini akan membuat upaya untuk  mengurangi impor  menjadi lebih ringan.

Read 983 times