Dalam edisi Warna Warni kali ini saya sajikan informasi mengenai Surabaya Sukses Turunkan Suhu Kota Hingga 2 Derajat.
Surabaya menjadi tuan rumah penyelengaaraan Kongres ke-7 asosiasi United Cities and Local Governments Asia-Pacific- UCLG ASPAC. Kongres dua tahunan ini merupakan pertemuan organisasi Pemerintah kota dan Pemerintah daerah se Asia-Pasifik yang digelar pada 12 hingga 15 September 2018. Diskusi antar kepala daerah ini menyangkut berbagai kebijakan yang sedang dilakukan sesuai tema yang diangkat yakni "Innovation Driven Development for Sustainable Cities." Tri Rismaharini berharap kongres ini bisa menjadi solusi bagi permasalahan kota. Kongres akan diikuti sekitar 800 peserta dari 50 kota berbagai negara di Asia Pasifik dan beberapa negara anggota UCLG di luar Asia Pasifik.
Saat menjadi pembicara dalam kongres UCLG Asia Pasific, Rabu (12/9), Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan suhu kotanya turun hingga 2 derajat Celsius dari kisaran 34 sampai 36 derajat Celsius. Keberhasilan ini setelah pembangunan banyak taman dan hutan kota serta penerapan program-program pemeliharaan lingkungan seperti hari bebas kendaraan. Risma mengatakan setiap tahun Pemerintah Kota Surabaya membangun 10 sampai 20 taman, dua hutan kota, serta 10 sampai 15 lapangan olahraga. Pihaknya juga sedang mengerjakan pembangunan Kebun Raya Mangrove pertama di Indonesia. Surabaya juga terus melakukan revitalisasi sungai, sehingga inilah yang berpengaruh pada penurunan suhu.
Selain agenda kongres dan diskusi, peserta juga dibawa berkeliling untuk melihat sejumlah tempat bersejarah di Surabaya. Dua lokasi yang dikunjungi di antaranya Monumen Tugu Pahlawan dan Museum House of Sampoerna . Delegasi kemudian melanjutkan tur ke Jembatan Suroboyo, Kenjeran. Disana mereka melihat berbagai macam hiburan dan atraksi keindahan Jembatan Suroboyo yang diterangi gemerlap lampu warna-warni dan iringan musik jazz.