Untuk menjaga nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, diperlukan upaya untuk mampu menyebarkan pemahaman tentang dasar negara tersebut dengan baik. Salah satunya seperti yang dilakukan Komunitas Bela Indonesia (KBI), yaitu dengan menyelenggarakan pelatihan juru bicara Pancasila yang bertujuan untuk menguatkan nilai nilai Pancasila dan Ideologi bangsa. Koordinator program Komunitas Bela Indonesia (KBI) Anick kepada wartawan di Pandeglang, Banten , pada Sabtu lalu (22/9) seperti dikutipindopost.co.id mengatakan bahwa indoktrinasi ideologi ala Orde Lama dan Orde Baru yang traumatik, membuat penguatan ideologi Pancasila menjadi bagian yang harus dirawat secara bersama oleh seluruh elemen bangsa. Menurutnya, untuk menumbuhkan kesadaran dan penguatan Pancasila sebagai ideologi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Anick menjelaskan Komunitas Bela Indonesia dibentuk atas dasar upaya untuk menumbuhkan kesadaran peneguhan ideologi Pancasila. Komunitas Bela Indonesia mengadakan Pelatihan Juru Bicara Pancasila di 25 Provinsi. Sesi kedua pelatihan ini dilaksanakan di Banten, dengan sistem rekruitmen peserta yang dibuka secara online di Media Sosial. Terdapat 62 orang yang melakukan registrasi online dan sebagaimana ketentuan panitia seleksi, hanya 40 orang yang dipilih untuk mengikuti pelatihan. Menurut Anick peserta Pelatihan Juru Bicara Pancasila yang diselenggarakan Komunitas Bela Indonesia di Pandeglang, Banten berlangsung pada 21 - 24 September 2018, dan diikuti dari berbagai kalangan; Akademisi, Aktivis Mahasiswa, Penceramah, Guru, Jurnalis dan Aktivis Kemanusiaan.
Sementara itu , Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI, Agun Gunandjar Sudarsa mengatakan budaya Indonesia adalah gotong royong sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 dan Pancasila . Oleh karena itu, proses penyelamatan bangsa harus kembali kepada Pancasila dan UUD 45, serta kembali kepada bahwa rakyat sebagai pemegang kedaulatan bangsa yang tertinggi. Dalam diskusi "Strategi Penyelamatan Bangsa: Perspektif Politik dan Ekonomi" di Jakarta, Kamis lalu (20/9) seperti dikutip Rakyat Merdeka Online (rmol) , Agun Gunandjar Sudarsa juga mengatakan apabila sudah kembali kepada UUD 45 dan Pancasila, tidak akan ada perdebatan yang menggunakan isu SARA dan etnik. Agun Gunandjar Sudarsa juga mengharapkan bahwa dalam menghadapi Pemilu tidak akan ada lagi politisasi rumah ibadah karena rumah ibadah seharusnya menjadi pusat peradaban sehingga bukan hanya sekedar tempat beribadah semata. .