Tuesday, 16 October 2018 06:14

Kunjungan Menteri Luar Negeri Palestina dan Pekan Solidaritas Palestina

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Hubungan Indonesia dan Palestina diketahui sudah   berlangsung cukup lama. Sejak dimaklumatkannya  kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, bangsa Palestina telah mendukung kemerdekaan bangsa Indonesia. Namun kenyataanya,usai perang Dunia ke II, kala banyak negara Asia Afrika memperoleh  kemerdekaan, bangsa Palestina malah kehilangan hak atas tanah mereka,  hingga saat ini.

Dukungan atas kemerdekaan Palestina digaungkan keras sekali ketika Konferensi Asia Afrika di gelar di Bandung tahun 1955. Sejak itu, Indonesia tak pernah surut menyuarakan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina. Untuk lebih mempertegas, Kementrian Luar Negeri Indonesia mengadakan Pekan Solidaritas Palestina yang  berlangsung pada 13 – 17 Oktober 2018. Acara yang khusus diselenggarakan untuk bangsa Palestina oleh Indonesia tersebut, semakin bermakna dengan kehadiran Mentri Luar negeri Palestina Riad Malki di Indonesia.

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam siaran  Siaran Persnya mengatakan Penyelenggaran Pekan Solidaritas  Palestina  diisi antara lain dengan jalan santai di Car Free Day di Jakarta,pertemuan lintas agama, dan  dialog. Selain itu ada juga peresmian Palestine Walk: Road to Freedom di Bandung. Semua itu  adalah bentuk kesinambungan komitmen Indonesia untuk Palestina serta untuk meningkatkan pemahamaan dan kepedulian bangsa Indonesia atas perjuangan bangsa Palestina.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki mengatakan bangsa Palestina berterima kasih atas usaha-usaha yang dilakukan Indonesia demi terwujudnya kemerdekaan  bangsa Palestina. Ia juga meyakini terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019–2020 tidak hanya menyuarakan aspirasi  bangsa Indonesia tapi juga bangsa Palestina. Dengan posisi Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB, menurut Riad, kesempatan bagi bangsa Palestina untuk merdeka dan lepas dari penjajahan kaum zionis Israel semakin besar dan terbuka.

Sebelumnya, saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Pompeo di awal Agustus 2018, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno L.P Marsudi kembali menegaskan bahwa hak-hak hidup bangsa Palestina harus dihormati. Kemerdekaan negara Palestina merupakan hal utama dan penting bagi terciptanya perdamaian di  kawasan di Timur Tengah.  Namun Presiden Amerika Serikat  Donald Trump di sela- sela Sidang Umum  PBB, usai bertemu dengan Perdana Menteri Israel mengatakan,Amerika telah mempersiapkan  rencana perdamaian di Timur Tengah sebelum akhir 2018.Salah satunya,   solusi  dua negara untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Permasalahan utama di Timur tengah adalah pendudukan dan pengusiran secara sistimatis bangsa Palestina dari tanah kelahirannya. Usai perang dunia ke II, kaum Yahudi yang didukung oleh beberapa negara Eropa, mendirikan negara Israel secara sepihak. Secara  setahap demi setahap mereka pun  melakukan pencaplokan dan pengusiran terhadap  bangsa Palestina yang sebelumnya telah sejak lama mendiami negeri tersebut.  Adanya pengakuan dari negara-negara besar terhadap keberadaan negara Israel semakin meminggirkan suara bangsa Palestina, dan melupakan siapa penduduk asli di daerah yang membentang dari Mesir hingga Suriah, Yordania, hingga pesisir laut Meditarania tersebut. Dengan berkilah bahwa tanah Palestina adalah tanah yang dijanjikan oleh Tuhan kepada bangsa Yahudi, bukan berarti mereka dapatbertindak semena mena, menindas, mengusir dan merampas hak hidup bangsa Palestina di tanah nya sendiri.

Yang harus digarisbawahi adalah,perjuangan kemerdekaan Bangsa Palestina bukan perjuangan atas nama satu agama saja, tapi perjuangan yang melibatkan semua  keyakinan bangsa Palestina, yang sejak dahulu merupakan masyarakat multi agama. Semoga  posisi Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB 2019- 2020, akan dapat membantu dan memuluskan kemerdekaan bangsa Palestina.

Read 1000 times