Wednesday, 17 October 2018 00:00

Ekstrak Kulit Manggis Pengawet Cabai

Written by 
Rate this item
(1 Vote)

Kebanyakan masyarakat di Indonesia memang tidak jauh dari makanan pedas. Karena, selain mempunyai banyak resep tradisional yang turun temurun, Indonesia juga memproduksi bahan bakunya sendiri. Bahan baku untuk makanan pedas adalah cabai.

Produksi salah satu komoditas pertanian penting di Indonesia ini kini mulai terancam oleh beberapa hal, antara lain pola transportasi dan cuaca yang tak menentu, serta hama penyakit yang menyerang bukan ketika penanaman melainkan pada fase penyimpanan. Cendawan Colletotrichum Capsici adalah salah satu bakteri utama penyebab penyakit busuk antraknosa. Tak hanya menyerang pada fase budidaya, namun patogen ini juga dapat menginfeksi cabai yang telah dipanen.

Ternyata ada cara yang relatif aman untuk mengawetkan suatu produk pertanian, yakni dengan cara aplikasi pelapisan buah atau produk pertanian lain yang aman ketika turut dikonsumsi (edible coating). Salah satunya adalah metode yang diterapkan oleh salah seorang mahasiswa Institut Pertanian Bogor-IPB dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian. Namanya Hasan Bisri. Ia melakukan penelitian penanganan pascapanen dengan aplikasi edible coating menggunakan ekstrak kulit manggis untuk mengendalikan patogen penyebab penyakit antraknosa pada cabai.

edible coating dibuat dari tepung sagu, Carboxymethyl Cellulose (CMC) dan gliserol yang ditambahkan ekstrak kulit manggis. Penambahan ekstrak kasar kulit manggis mampu menekan tingkat keparahan penyakit antraknosa pada buah cabai sebesar 57 % dan memperpanjang masa inkubasi C. capsici sebesar 94 % (dari 2.13 hari menjadi 4.13 hari).

Terdapat tiga perlakuan yang diuji yaitu P (perlakuan ekstrak kulit manggis), K- (kontrol negatif), dan K+ (kontrol positif). Berdasarkan uji in vitro, penambahan ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi efektif yaitu 50 %. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak kasar kulit manggis mampu menekan pertumbuhan Colletotrichum capsici, penyebab penyakit antraknosa buah cabai.

menurut Hasan Bisri, kulit manggis mengandung senyawa yang memiliki sifat antioksidan, antitumoral, antiinflamasi, antialergi, antibakteri, antiviral, antimalarial, dan antifungal. Antifungal yang terdapat di kulit manggis memiliki potensi menghambat cendawan patogen penyebab penyakit busuk antraknosa, sebab Antifungal merupakan kemampuan senyawa kimia untuk menghambat pertumbuhan cendawan.

Ekstrak kulit manggis sudah banyak diteliti dan terbukti memiliki banyak manfaat untuk manusia. Kulit manggis juga telah lama menjadi obat herbal untuk masyarakat Asia Tenggara. Hasan berharap, penemuannya ini bisa menjaga ketersediaan produk pertanian dengan cara pengawetan bahan produk pertanian yang aman untuk dikonsumsi.

Read 1537 times Last modified on Wednesday, 17 October 2018 13:19