Edisi kali ini mengetengahkan topik mengenai Bahasa Indonesia Makin diminati Warga Asing.Dari tahun ke tahun minat orang asing untuk belajar bahasa Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2017 akhir, bahasa Indonesia sudah dipelajari di 45 negara di dunia. Kini Bahasa Indonesia makin diminati di Saudi Arabia. Kelas Program kursus Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang digelar oleh Konsulat Jederal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah selalu dipadati warga Saudi dan ekspatriat yang tinggal di Jeddah dan kota-kota sekitarnya. Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah Mohamad Hery Saripudin mengatakan jumlah peminat program BIPA terus meningkat dari tahun ke tahun. Sebelumnya, program ini diadakan sekali setahun. Namun tahun ini program pengajaran bahasa Indonesia dilakukan 3 kali setahun karena banyaknya peminat yang ingin belajar. Menurut Hery, banyak peserta yang ingin mempelajari bahasa Indonesia karena bekerja pada bidang pelayanan jemaah haji dan umrah.
KJRI Jeddah kembali mengadakan Program Kursus BIPA gelombang II untuk 2018 yang dibuka secara resmi oleh Konjen RI Senin tanggal 15 Oktober 2018. Pembukaan Program Kursus BIPA gelombang II diikuti sebanyak 62 yang terdiri dari 50 orang warga Saudi, 8 warga negara (WN) Yaman, 1 warga negara Yordania, 1 warga negara Amerika Serikat, dan dua peserta masing-masing dari Mauritania dan Pakistan. Ketua Panitia Pelaksana Ahmad Sofyan mengatakan dalam waktu dua pekan kedepan sebanyak 107 peserta akan mengajukan berkas pendaftaran. Dia menambahkan pengajar BIPA gelombang II didatangkan dari Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai hasil upaya kerja sama yang dirintis KJRI Jeddah dengan perguruan tinggi di Ibu Kota Jawa Tengah.
Selain di Saudi Arabia, University of Vienna, salah satu universitas tertua dan terbesar di Austria, kini membuka program kelas Bahasa Indonesia untuk musim dingin atau Winter Class, periode Oktober-Januari 2019. Pensosbud KBRI Wina Danurdoro KM Parnohadiningrat mengatakan, program yang diinisiasi Kedutaan Besar Republik Indonsia (KBRI) Wina didukung Kementerian Kebudayaan RI ini terbuka bagi mahasiswa dan staf University of Vienna. Program Bahasa Indonesia saat ini dibuka untuk pemula dan kelas lanjut (intermediate). Pada tingkat pemula, pembelajaran fokus pada penguasaan bahasa Indonesia untuk percakapan sehari-hari. Sedangkan kelas intermediate lebih pada penguasaan tata bahasa dan pengembangan keterampilan membaca dan menulis. Kerja sama ini digagas pada tahun 2017. Sedangkan program perdana pengajaran Bahasa Indonesia di University of Vienna dilaksanakan pada periode Musim Panas (Summer) dibuka secara resmi oleh Dubes RI untuk Republik Austria Darmansjah Djumala, pada Maret lalu.
Berbeda dengan kelas Bahasa Indonesia periode Summer pada semester sebelumnya, kelas Bahasa Indonesia pada musim dingin ini resmi menjadi bagian dari kurikulum di University of Vienna di bawah Departemen Antropologi Sosial dan Kebudayaan Fakultas Ilmu Sosial. Diharapkan mahasiswa tingkat sarjana dan pasca sarjana dari berbagai fakultas dan jurusan mengambil mata kuliah Bahasa Indonesia memperoleh tiga kredit point dalam sistem satuan kredit semester (SKS) yang berlaku di Universitas, yakni European Credit Transfer and Accumulation System credits (ECTS). Darmansjah Djumala mengatakan KBRI Wina menyambut baik tentang resminya kelas Bahasa Indonesia masuk ke dalam kurikulum di University of Vienna. Bahasa Indonesia di kalangan akademisi dan masyarakat Austria diperlukan guna menunjang kerja sama riset dan pendidikan tinggi antar universitas kedua negara. Hal itu seiring dengan kecenderungan meningkatnya hubungan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Austria.