Wednesday, 24 October 2018 13:45

Menteri Kebudayaan se ASEAN Promosikan Peradaban Persatuan di Yogyakarta

Written by 
Rate this item
(0 votes)
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy VOI-SEKAR

 

Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan  menteri kebudayaan ASEAN ke 8 atau  Meeting of Asean Ministers Responsible for Cultutre & Arts –AMCA yang didahului dengan pertemuan pejabat tinggi bidang kebudayaan atau  Asean Senior Officials Meeting for Culture & Art and Related Meeting –SOMCA ke 14. Selain Menteri kebudayaan ASEAN hadir pula menteri kebudayaan 3 negara mitra wicara ASEAN yaitu China, Korea dan Jepang.  Perhelatan dua tahunan ini diselenggarakan di Yoyakarta  pada 21 Oktober  hingga  26 Oktober 2018. Pertemuan ini mengusung tema “Embracing the Culture of Prevention to Enrich Asean Identity”.  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy dalam pidatonya saat membuka pertemuan ini  pada Rabu, 24 Oktober di Yogyakarta mengatakan Keberagaman budaya  Indonesia merupakan identitas kebangsaan Indonesia. Terdapat lebih dari 300 kelompok etnis di Indonesia dengan seperangkat aturan serta objek budaya yang berbeda. Menurut Menteri Muhadjir, keberagaman adalah aset yang berharga. Untuk itu ia berharap melalui pertemuan ini dapat mempromosikan peradaban persatuan di ASEAN.  

‘’Inisiasi dari tema “Embracing the ASEAN Culture of Prevention to Enrich ASEAN Identity” dan  “Yogyakarta Declaration”, Indonesia melihat bahwa forum ini adalah tempat yang tepat untuk mempromosikan peradaban persatuan dalam skala yang besar. Jika anggota ASEAN dapat melaksanakannya, saya percaya bahwa negara lain akan mengikutinya,’’ kata Muhadjir Effendy. 

Menteri Muhadjir lebih lanjut menjelaskan, Indonesia memiliki “ Empat Pilar Kebangsaan”yang mana hal itu merupakan pemersatu bangsa. Pilar tersebut adalah Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika. Menurutnya,  Pancasila menciptakan persatuan di dalam masyarakat yang majemuk seperti yang dirumuskan ke dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.  Selain itu Mentri Pendidikan dan Kebudayaan mengatakan bahwa Indonesia siap untuk berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan ASEAN Declaration of Culture Prevention. Deklarasi ini bertujuan untuk menciptakan kedamaian, keterbukaan, kebangkitan, kesehatan dan masyrakat yang harmonis. Deklarasi tersebut merupakan hasil dari ASEAN Summit ke 31 pada November 2017. (VOI/Sekar/FL)

Read 454 times Last modified on Thursday, 25 October 2018 08:53