Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Dunia Ekonomi Kreatif (WCCE) yang pertama kali diadakan. Bertempat di Nusa Dua, Bali, konferensi berlangsung 6 hingga 8 November dan diikuti oleh 1500 peserta lebih dari 30 negara. World Conference on Creative Economy (WCCE) menghasilkan Bali Agenda for Creative Economy yang akan disampaikan di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun depan. Salah satu poin kesepakatan adalah terpilihnya Uni Emirat Arab sebagai lokasi pelaksanaan WCCE pada 2020.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf, Kamis (8/11) mengatakan, Bali Agenda for Creative Economy merupakan aspirasi dan refleksi pentingnya ekonomi kreatif terhadap perekonomian global. Kolaborasi sangat diperlukan untuk mendukung penguatan ekosistem ekonomi kreatif. Deklarasi tersebut diharapkan semakin memperkuat kolaborasi dan kerjasama Internasional di tingkat global. Hal ini merefleksikan komitmen yang kuat dari seluruh peserta untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang ekonomi kreatif.
Bali Agenda berisi isu akses permodalan, akses pasar, pengembangan produk, promosi, pengembangan infrastruktur, dan lainnya. Menurut Triawan Munaf, Bali Agenda merupakan tonggak sejarah pengembangan ekonomi kreatif. Deklarasi ini merupakan hasil pertemuan delegasi dalam kegiatan Friends of Cretive Economy (FCE) yang diselenggarakan pada hari pertama WCCE 2018. Kesepakatan tersebut mencakup empat poin utama yang terbagi menjadi 21 poin turunan.
Poin penting pertama adalah kolaborasi dan perilaku kolektif dari FCE. Negara peserta menyepakati pembentukan Pusat Unggulan Ekonomi Kreatif di Indonesia. Center of Excellence ini berfungsi sebagai serambi pelaku ekonomi kreatif dari seluruh dunia guna menghubungkan gagasan, sumber daya, informasi, dan konsep-konsep bisnis, antara lain di sektor musik, kuliner, aplikasi digital dan lain-lain. Poin lainnya adalah pengembangan ekosistem ekonomi kreatif; perayaan, promosi, dan pemberdayaan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), warisan budaya, dan keberagaman; terakhir adalah penentuan lokasi pelaksanaan WCCE selanjutnya.
Sebelumnya saat memberi sambutan pada Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia di Nusa Dua, Bali, Rabu,7/11 Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan,Indonesia akan menjadi modal ekonomi kreatif di kawasan Asia Tenggara. Warisan budaya Indonesia yang kaya telah memungkinkan Indonesia untuk mengembangkan industri kreatif, fashion, kuliner, seni dan kerajinan, serta hiburan. Hal ini, telah menjadi jangkar bagi perekonomian Indonesia yang memungkinkannya untuk tetap kuat dalam menghadapi krisis ekonomi. Indonesia memiliki modalitas kreatif lebih dari cukup yang berasal dari 700 etnis di seluruh nusantara. Untuk itu, menurut Retno dibutuhkan sinergi antara akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media untuk mewujudkannya.