Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) menyalurkan sapi indukan jenis Brahman Cross sebanyak 1.225 ekor untuk peternak sebagai upaya mempercepat peningkatan populasi sapi di dalam negeri. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Kamis (15/11) mengatakan penambahan indukan yang diambil dari Australia ini diharapkan menambah sumber investasi dan menjadi pondasi menuju swasembada daging sapi yang dicanangkan tercapai pada 2022.
Secara umum, total penambahan indukan pada 2018 ditargetkan terpenuhi sebanyak 6.000 ekor dan akan didistribusikan ke peternak di 110 kabupaten/kota di 24 provinsi yang merupakan sentra sapi. Penerima sapi indukan pada 2018, merupakan kelompok yang telah dipilih secara selektif, baik dari penyediaan sumber pakan dan pengalamannya dalam mengelola indukan. Penerima bantuan sapi indukan ini tersebar di 80 kelompok peternak dan 2 Unit Pelaksana Teknis Daerah yang berada di 35 Kabupaten, 5 propinsi yaitu DI Yogyakarta, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. Penerima sapi indukan tersebut merupakan hasil verifikasi yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden dan dinas peternakan Kabupaten/Propinsi terkait. Diarmita mengatakan targetnya adalah dalam dua tahun pemeliharaan sudah berkembang di atas 50 persen dari total awal.
Sementara itu, Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan Sugiono menegaskan 1.225 ekor sapi dari Australia masuk ke Indonesia pada 30 Oktober 2018, yang sebelumnya telah dilakukan preshipment inspection (PSI) di negara asal. Selain itu, Kepala Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak Baturraden Sintong Hutasoit, mengatakan, untuk memastikan sapi-sapi yang datang sehat, sebelumnya timnya telah meninjau langsung kedatangan sapi indukan tersebut di Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap. Selanjutnya, sapi-sapi tersebut juga telah dilakukan tindakan karantina selama 7 hari di Instalasi Karantina Hewan (IKH) Cilacap.
Berdasarkan hasil tindakan karantina, sapi-sapi tersebut telah dinyatakan 100 persen dalam keadaan sehat, nafsu makan sangat bagus dan tidak menunjukan gejala terkena penyakit hewan, sehingga telah diterbitkan sertifikat Kesehatan Hewan (KH) 14 dari IKH Cilacap.
Dalam upaya peningkatan populasi, selain penambahan indukan impor juga dilakukan beberapa upaya oleh Kementan yaitu percepatan peningkatan populasi sapi melalui Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting , lalu penguatan tujuh Unit Pelaksana Teknis (UPT) perbibitan dengan menghasilkan bibit sapi atau kerbau yang berkualitas, serta menekan jumlah pemotongan betina produktif. Menurut Diarmita pemerintah juga mendorong investor swasta untuk menginvestasikan modalnya di dunia peternakan dalam skala besar.