Presiden Joko Widodo mendorong penyusunan cetak biru bagi satuan pengamanan (Satpam) yang disiapkan untuk menghadapi tantangan perkembangan zaman. Hal itu disampaikannya saat meresmikan Pembukaan Konferensi Industri Jasa Pengamanan Nasional Tahun 2018, Rabu di Istana Merdeka, Jakarta. Presiden menyebut, masyarakat Indonesia membutuhkan iklim aman yang akan mengundang masuknya investasi kedalam negeri. Hal itu menurutnya akan semakin meningkatkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat serta mendukung pembangunan ekonomi dalam negeri. Selain itu, tantangan perkembangan zaman juga perlu mendapatkan perhatian oleh satuan pengamanan. Menurut Presiden, potensi terjadinya aksi kriminal dengan memanfaatkan kemajuan teknologi juga perlu diantisipasi dengan peningkatan kapasitas satuan pengamanan.
“Untuk itu cetak biru yang bapak ibu susun perlu memikirkan bagaimana menghadapi perkembangan kedepan. Bagaimana memberikan pelatihan skill upscale para karyawan pengamanan sehingga tidak kalah canggih dengan pelaku2 kejahatan. Ini penting sekali. “
Lebih lanjut dalam sambutannya, Presiden juga menyoroti pentingnya langkah sertifikasi untuk memastikan kemampuan pengamanan para satuan pengamanan. Terkait hal ini, Presiden menyoroti pengaduan peserta Konferensi Industri Jasa Pengamanan Nasional Tahun 2018 yang menyebut mahalnya biaya sertifikasi bagi satuan pengamanan. Presiden mengatakan dirinya akan mempelajari dan menindaklanjuti laporan tersebut. Menurutnya biaya sertifikasi satuan pengamanan yang saat ini berkisar antara 5-10 juta rupiah, masih sangat mahal.
“Oleh sebab itu tadi juga disampaikan masalah sertifikasi satpam itu menjadi penting. Tapi kalau membayarnya 5-10 ya memang mahal. Nanti akan kita lihat. Tolong dicatat pak Menteri. Catat dulu nanti saya cek.”
Di akhir sambutannya, Presiden mengajak anggota satuan pengamanan untuk turut serta menjaga keamanan dan ketertiban, bukan hanya di lingkungan kerja, namun juga di lingkungan tempat tinggal untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat luas. (Ndy)