Situasi perpolitikan di Indonesia sepanjang tahun 2018 berjalan lancar dengan berlangsungnya pemilihan umum kepala daerah atau Pilkada serentak di 171 wilayah di seluruh Indonesia Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, saat melakukan wawancara khusus dengan RRI World Service di Jakarta Rabu (19/12) menjelaskan pelaksanaan pilkada serentak tahun 2018 berakhir dengan baik tanpa adanya konflik yang menonjol terkait Suku, Agama, Ras dan Antara Golongan atau SARA
“ Pilkada 2018, Pilkada serentak di 171 daerah yang notabene itu dilaksanakan juga di daerah lumbung suara seperti Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah, Alhamdulillah menggemberikan artinya tidak ada chaos, tidak ada konflik, tidak ada isu SARA yang menonjol dan sebagainya, endingnya Happy Ending. Kita bisa menyaksikan kontestasi yang sangat elegan yang ditunjukkan oleh calon-calon seperti di Jawa Tengah, di Jawa Timur, di Jawa Barat, belum lagi yang di daerah-daerah lain seperti di Bali, di Sumatera Utara dan Kalimantan Barat yang bahkan diprediksikan akan terjadi konflik SARA dan sebagainya tidak ada.”
Lebih lanjut, Siti Zuhro menjelaskan, pilkada serentak di 171 wilayah di Indonesia pada tahun 2018 menjadi modal utama bagi pemerintah Indonesia dalam melaksanakan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tahun 2019 mendatang Sementara itu, dalam kesempatan yang sama peneliti senior Centre for Strategic and International Studies, Christine S. Tjhin mengparesiasi pejabat negara yang telah melaksanakan pilkada serentak 2018 dengan lancar dan damai tanpa adanya konflik yang berarti Selain itu, tingkat partisipasi pemilih di pilkada serentak 2018 lalu meningkat yaitu sebesar 72 koma 6 persen dan mayoritas dari para pemilih tersebut adalah kaum perempuan Sehingga Ia yakin Pemilu 2019 akan berjalan lancar dan damai. Lalu Viqran Shink Khan
