Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Langkah itu diambil sejak awal tahun, setelah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi El Nino moderat pada Januari sampai dengan Februari 2019.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Ruandha Agung Sugardiman dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin (7/1/2019) mengatakan, perlu dilakukan antisipasi sejak dini terhadap El Nino moderate di wilayah Indonesia.
El Nino merupakan fenomena iklim yang berdampak pada kemunculan suhu panas. Untuk itu, KLHK menggandakan kesiapsiagaan Manggala Agni, yang punya nama lain Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan untuk pencegahan karhutla.
Sementara itu, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles B. Panjaitan mengatakan, Manggala Agni siaga melakukan berbagai upaya pencegahan maupun pemadaman dini pada areal-areal yang terjadi kebakaran.
Raffles, seperti dikutip dari Antara menyebutkan, saat ini udara cukup panas dan angin kencang menjadi pemicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan seperti di wilayah Kabupaten Dumai, Provinsi Riau. Hingga saat ini Manggala Agni terus melakukan pemadaman pada lahan terbakar di Desa Mamugo, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir. Kondisi lahan yang berupa gambut, serta tiupan angin yang cukup kencang menjadi kendala dalam upaya pemadaman. Angin kencang membuat api membesar dan cepat merembet serta berdampak pada asap tebal yang mengganggu pelaksanaan pemadaman.
Meski begitu, Raffles mengatakan, Manggala Agni bersama para pihak tetap melakukan pemadaman dalam kondisi apapun. Manggala Agni juga terus menjalin koordinasi dan sinergi dengan para pihak seperti TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), perusahaan pemegang konsesi, perangkat desa dan Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk bersama-sama melakukan upaya pengendalian karhutla baik upaya pencegahan maupun pemadaman.
Selain itu, monitoring titik panas (hotspot) juga terus dilakukan, sehingga setiap titik panas yang terpantau dapat segera dicek ke lapangan agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan.