Wednesday, 30 January 2019 00:00

Film Dokumenter Buatan Anak SD Raih Penghargaan Internasional

Written by 
Rate this item
(1 Vote)

Film dokumenter karya anak SD Pangudi Luhur Yogyakarta meraih penghargaan Premio Giovani dalam Cortocircuito-Savigliano Film Festival di Italia, akhir tahun lalu. Siswi kelas 5 yang bernama Anindyah Cintya Laksita, sukses meraih penghargaan dalam karyanya yang berjudul “Jamilah’s Friend”. Film tersebut menceritakan tentang seorang dokter hewan yang sangat mencintai kucing-kucing yang terlantar. Film tersebut terinspirasi dari Santo Fransiskus Asisi, ia adalah pelindung semua makhluk hidup. Film dokumenter berdurasi 12 menit diproduksi Orca Films Yogyakarta dan dibuat Cintya dengan didampingi mahasiswa perfilman Oktovianus Patintingan sebagai kamerawan.

Penghargaan di Italia tersebut bukan pertama kali diraih film Jamilah’s Friend. Sutradara cilik Indonesia, Andyah Cintya Laksita meraih penghargaan Special Award Viva Film Festival 2018 di Sarajevo, Bosnia-Herzegovina pada September lalu. Cintya merupakan sutradara termuda dalam festival ini dan karyanya menjadi satu-satunya film Indonesia yang masuk nominasi. Dokumenter berjudul Jamilah's Friends karya Cintya bersaing dengan 1.550 karya lain dari 110 negara. Festival film dokumenter internasional ini menjadi istimewa karena salah seorang perintisnya adalah Al Gore pejuang lingkungan dan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat. Al Gore menjabat sebagai Presiden Kehormatan Festival. Selain Viva Film Festival 2018, Jamilah's Friends juga telah terpilih sebagai karya unggulan dalam Saratov International Film Festival of Documentary Drama pada 27-30 September 2018 di Saratov, Rusia dan Festival Cine Animal Bogota yang digelar 4 Oktober-1 November 2018 di Bogota, Kolombia.

Film Cintya mengisahkan seekor kucing terlantar bernama Jamilah yang berkeliaran di celah-celah pasar Kota Yogyakarta. Tanpa tuan yang berbagi pakan kucing-kucing itu bertahan hidup dari sisa-sisa makanan dan sampah. Mereka bisa saja kenyang tapi dengan selalu menyantap panganan asal-asalan maka cacing dan bakteri akan melekat dalam tubuh. Seorang dokter hewan bernama Andre Lisnawan ternyata punya agenda reguler memberikan makanan layak untuk Jamilah dan kucing-kucing gelandangan lainnya. Di tengah malam yang beku Andre berkeliling sudut-sudut pasar menemui satu demi satu kucing, memastikan semuanya makan. Kegiatan kemanusiaan Andre, direkam oleh Cintya, siswa berusia 11 tahun yang bersekolah di SD Pangudi Luhur Yogyakarta.

 

Read 1227 times Last modified on Wednesday, 30 January 2019 13:24