Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan meski pemilu di Indonesia dianggap sebagai pemilu yang paling rumit, pemerintah Indonesia siap untuk menyelenggarakan pemilu. Berbicara di talk show Diplomatic Forum bertema Menciptakan Pemilu Serentak yang Berhasil (Creating Successfull Simultaneous General Election) yang diadakan oleh Radio Republik Indonesia, Voice of Indonesia di Jakarta Selasa (29/01), Arief mengatakan, Pemilihan Umum 2019 di Indonesia adalah pemilihan Umum termahal dalam sejarah, dalam hal biaya, orang, pemungutan suara, penghitungan suara, dan proses rekapitulasi suara.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi, organisasi nirlaba yang menjalankan riset, advokasi, pemantauan, pendidikan, dan pelatihan di bidang kepemiluan dan demokrasi , Titi Anggraini menyatakan kekhawatirannya bahwa pemilihan umum mendatang akan terlalu rumit bagi pemilih untuk memilih secara rasional. Titi Anggraini mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya, pemilihan presiden diadakan secara terpisah dari pemilu legislatif. Dikatakannya, tahun ini, pemilih Indonesia akan diberikan lima kertas suara, yang terdiri atas kertas suara untuk Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres), Pemilihan Legislatif (Pileg) tingkat pusat, Provinsi, Kota dan Kabupaten. Titi Anggraini menambahkan di daerah pemilihannya, setidaknya ada lebih dari 400 calon legislatif (caleg), beberapa diantara caleg tersebut belum mengunggah biodata mereka ke situs web kampanye, sehingga organisasinya merekomendasikan untuk tidak memilih caleg seperti ini. VOI / LISA / AHM.
