Wednesday, 07 February 2018 00:00

Indonesia-IAEA Perluas Kerja Sama

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional atau  the International Atom Energy Agency –IAEA, Yukiya Amano, saat ini sedang berkunjung ke Indonesia. Kunjungannya dari 5 hingga 7 Februari diisi dengan pertemuan dengan beberapa pejabat tinggi negara.

Yukiya Amano bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri RI A.M. Fachir di Jakarta, Senin (5/2). Usai pertemuan, Amano menjelaskan kepada wartawan, IAEA siap membantu jika Indonesia memutuskan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Menurutnya, tenaga nuklir merupakan salah satu sumber listrik yang paling ramah lingkungan. Namun, Yukiya Amano menegaskan, IAEA tidak akan mengintervensi dan menyerahkan keputusan itu sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia.

Di hari yang sama, Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional, Yukiya Amano, juga bertemu dengan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir. Mereka menandatangani Practical Arrangement yang berisi kerja sama dengan Badan Tenaga Atom Internasional di bidang pendidikan dan penerapan teknologi nuklir, salah satunya di bidang pangan. Menteri Nasir mengatakan, pengembangan riset harus dapat memberikan manfaat kepada masyarakat Indonesia, khususnya di bidang pangan, kesehatan, dan obat-obatan.

Usai bertemu dengan Menteri Nasir, Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional bertemu dengan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti. Yukiya Amano membahas tindak lanjut kerja sama rencana pembangunan Iradiator gamma untuk karantina produk kelautan dan perikanan. Iradiator adalah perangkat peralatan pemancar radiasi dengan sumber radionuklida pemancar gamma yang dapat dimanfaatkan untuk pengawetan bahan makanan, produk perikanan dan kelautan, bahan herbal, peralatan medis, bahan farmasi, dan lain-lain. Penggunaan radiasi ini dapat mencegah penggunaan bahan pengawet yang bisa mengganggu kesehatan.

Selain kunjungan kehormatan, Amano akan mengunjungi IAEA Collaborating Center (IAEA CC) untuk pemuliaan tanaman yang berlokasi di Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional -BATAN. Indonesia ditunjuk sebagai IAEA CC untuk pemuliaan tanaman pangan pada tahun 2017, karena dinilai mampu menjadi negara untuk tujuan pelatihan bagi negara-negara di Asia Pasifik dan Afrika dalam meningkatkan kapasitas teknologi nuklir di bidang pemuliaan tanaman.

Indonesia diapresiasi oleh IAEA karena keberhasilannya dalam menciptakan banyak varietas unggul tanaman padi, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, sorgum dan gandum, bahkan sudah ditanam di berbagai daerah bekerja sama dengan pemerintah daerah dan kelompok tani.

Yukiya Amano juga mengunjungi Iradiator Gamma Merah Putih dan Laboratorium Radioisotop dan Radiofarmaka yang berlokasi di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi  Serpong. Iradiator Gamma Merah Putih adalah Iradiator pertama kali yang dibangun oleh Indonesia dengan lokal konten mencapai sekitar 84 persen, dan laboratorium radioisotop dan radiofarmaka akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi radioisotop untuk keperluan dalam negeri dan ekspor.

Kunjungan Yukiya Amano ini memiliki arti penting, karena Indonesia ditetapkan sebagai Ketua Board of Governor IAEA untuk periode September 2017 hingga September 2018. Ketua Board of Governor adalah posisi yang sangat penting, karena sangat menentukan dalam membuat kebijakan IAEA selama satu tahun dalam pembangunan kapasitas sumberdaya manusia di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir untuk negara-negara anggota IAEA.

Read 1106 times Last modified on Tuesday, 06 February 2018 13:39