Sunday, 07 April 2019 11:27

Pencak Silat Perekat Indonesia dan Afrika Selatan

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Persaudaraan Pencak Silat South Africa (PPSSA) merayakan 10 tahun kiprahnya dalam memelihara dan mengembangkan budaya dan olahraga khas Indonesia, pencak silat di kota Johannesburg,  Afrika Selatan Kota Johannesburg.  Pada acara  yang dihadiri sekitar 200 orang, berlangsung  pada Minggu (31/3) lalu dihadiri beberapa perwakilan  dari pemerintah Afrika Selatan, dan duta besar negara sahabat seperti Turki, Singapura, Malaysia. 

Duta Besar-Dubes Indonesia di Afrika Selatan, Salman Al Farisi dalam keterangannya kepada Antara, Senin (1/4) mengatakan dalam perayaan itu juga hadir mantan Dubes RI untuk Afrika Selatan serta pendiri Persaudaraan Pencak Silat South Africa, Sugeng Rahardjo. Dalam kesempatan ini Persaudaraan Pencak Silat South Africa mengundang enam pelatih pencak silat dari Indonesia  yang pada 10 tahun lalu memperkenalkan pencak silat di Afrika Selatan. Selama dua minggu para pelatih  dari Indonesia tersebut  meningkatkan dan memperbaiki kemampuan para instruktur dan anggota Persaudaraan Pencak Silat South Africa. Selain itu,  para pelatih Indonesia ikut serta dalam seleksi peningkatan sabuk serta pelatihan senam hijaiyah.

Pada perayaan tersebut Dubes Indonesia di Afrika Selatan, Salman Al Farisi mengatakan bahwa kolonialisme telah menyatukan bangsa Indonesia dan Afrika Selatan walaupun kedua masyarakat dipisahkan oleh samudra luas. Dubes mengatakan Persaudaraan Pencak Silat South Africa adalah jembatan serta perekat persaudaraan Indonesia  Afrika Selatan.  Duta besar Salman juga menyumbangkan peralatan pencak silat kepada pelatih pencak silat yang fasih berbahasa Indonesia, Ammaar De La Rey.   Pada saat ini, terdapat lebih kurang 26 pendekar pencak silat dari berbagai kelompok umur yang berlatih seminggu dua kali. Semua pesilat, anggota Persaudaraan Pencak Silat South Africa juga wajib mempelajari bahasa Indonesia sebagai pengantar setiap gerakan dan aba-aba Pencak Silat.

Perayaan 10 tahun lahirnya Persaudaraan Pencak Silat South Africa juga dihadiri Shafiq Morton pengarang buku “From the Land of Spices to Cape Town”. Buku itu menceritakan perjuangan Tuan Guru, bangsawan asal Tidore Indonesia di Afrika Selatan menyampaikan betapa pentingnya peran Indonesia dalam membangun peradaban masyarakat muslim Cape Malay di Afrika Selatan. Shafiq mengharapkan kepada perwakilan Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan yang hadir dalam acara tersebut untuk menetapkan Tuan Guru sebagai pahlawan nasional di kedua negara. Perayaan 10 tahun Persaudaraan Pencak Silat South Africa ditutup dengan penampilan Tari Saman, peragaan pencak silat serta persembahan lagu Indonesia Pusaka dari salah satu warga kota Bosmont.

 

Read 941 times