Industri perhiasan merupakan salah satu sektor andalan yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional melalui capaian nilai ekspornya. Hal ini karena produk perhiasan dalam negeri mampu berdaya saing global dan memiliki nilai tambah tinggi. Demikian dikatakan Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih pada pembukaan Jakarta International Jewelry Fair 2019 di Jakarta, Kamis.
Kementerian Perindustrian mencatat, nilai ekspor produk perhiasan Indonesia mencapai 2,05 miliar dolar Amerika sepanjang tahun 2018. Negara tujuan utama ekspornya, antara lain Singapura, Swiss, Hong Kong, Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab. Negara-negara tersebut mendominasi hingga 93,02 persen dari total ekspor produk perhiasan nasional. Gati menyebutkan, saat ini Indonesia menempati peringkat ke-9 dunia sebagai eksportir perhiasan dengan pangsa pasarnya lebih dari 4 persen di kancah global. Hal ini menjadikan peluang bagi industri perhiasan Indonesia untuk terus memperbesar produktivitas dan memperluas pasarnya. Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian bertekad menjaga ketersediaan bahan baku sehingga keberlangsungan usaha di sektor industri perhiasan bisa berjalan terus. Sejalan upaya tersebut, Kementerian Perindustrian pun mengusulkan penurunan tarif bea masuk produk perhiasan nasional di negara tujuan ekspor, seperti Uni Emirat Arab.
Untuk semakin memperluas akses pasar industri perhiasan dalam dan luar negeri, Kementerian Perindustrian aktif memfasilitasi pelaku industri kecil dan menengah (IKM) perhiasan nasional untuk turut serta dalam pameran-pameran yang berskala Internasional. Salah satunya pada ajang Jakarta International Jewelry Fair 2019 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Perhiasan Emas dan Permata Indonesai (APEPI) tanggal 4 hingga 7 April 2019 di Jakarta Convention Center. Menurut Gati, pameran berperan penting pula dalam upaya pengembangan investasi industri dan perdagangan perhiasan.
Jakarta International Jewelry Fair merupakan salah satu pameran perhiasan terbesar di Indonesia, yang bertujuan sebagai ajang promosi dan temu bisnis para pelaku usaha di sektor perhiasan. Kegiatan tahunan ini telah 13 kali diselenggarakan. Tahun ini, 30 industri kecil dan menengah perhiasan ikut memeriahkan pameran tersebut. Mereka di antaranya berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Malang, Mataram, Yogyakarta, Bali, Kalimantan Selatan, Martapura, Demak, Bandung, Bogor, Banten, Aceh, Solo, Papua Barat, Bengkulu, dan Jakarta.