Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meyakini Indonesia akan semakin maju dan berkembang. Sebab memiliki sumber daya manusia dan potensi sumber daya alam yang luar biasa. Hal itu disampaikannya saat membuka gelaran Indonesia Industrial Summit 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan, Banten Senin (15/4). Dalam sambutannya, Jusuf Kalla optimistis ekonomi Indonesia akan semakin maju melalui industrialisasi. Ia percaya Indonesia mampu menjadi 10 besar ekonomi dunia pada tahun 2030. Ini sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0 yang telah dirancang.
Menurut Jusuf Kalla, selama ini sektor industri manufaktur memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Dalam kurun empat tahun terakhir, rata-rata sumbangsihnya mencapai 21,30 persen. Artinya, industri tetap menjadi kontributor tertinggi dalam pendapatan nasional. Oleh karena itu, menurut Jusuf Kalla, sudah saatnya industri nasional perlu memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas secara lebih efisien. Sebab, kemajuan teknologi telah mengubah segalanya, baik cara untuk berproduksi, berperilaku, hingga terhadap hubungan sosial.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, industri manufaktur memegang peranan penting terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dengan memberikan kontribusi kepada produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 20 persen. Dari capaian 20 persen tersebut, Indonesia menempati peringkat kelima di antara negara G20. Ini artinya industri Indonesia tetap berkembang. Posisi Indonesia berada setelah Tiongkok, dengan sumbangsih industri manufakturnya mencapai 29,3 persen. Disusul Korea Selatan, 27,6 persen, Jepang 21 persen dan Jerman 20,7 persen.
Indonesia Industrial Summit 2019 digelar Kementerian Perindustrian selama dua hari, 15 dan 16 April 2019. Acara ini menjadi ajang bertemu para pemangku kepentingan untuk mengetahui perkembangan transformasi digital sektor industri manufaktur. Sekitar 5.000 peserta mulai dari pelaku industri, pengelola kawasan industri, pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan start-up sektor industri, Duta Besar dan lainnya menghadiri acara tersebut. Forum ini juga menghadirkan para menteri tekait untuk membahas mengenai isu-isu dan kebijakan terkini seperti kebijakan insentif fiskal untuk inovasi teknologi dan investasi para perusahaan industri.