Kementerian Pertanian Republik Indonesia pada tahun ini menganggarkan 3,7 triliun rupiah untuk mengembangkan pertanian lahan rawa melalui Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani disingkat Serasi.
Anggaran Program “Serasi” disiapkan oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian sebesar 2,5 triliun rupiah untuk pengolahan lahan rawa, dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan senilai 1,2 triliun rupiah untuk kebutuhan sarana produksi.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edhi di Jakarta, Rabu dalam diskusi Forum Wartawan Pertanian bertemakan "Program Serasi Meningkatkan Produktivitas." menjelaskan Kementerian Pertanian menetapkan target 400.000 hektare lahan pada 2019 setelah melalui proses validasi Calon Petani Calon Lokasi dengan fokus di tiga provinsi. Ketiga provinsi itu adalah Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
Sarwo Edhi menuturkam program Serasi telah menunjukkan hasil yang baik di lapangan, antara lain produktivitas pertanian naik menjadi 6,5 ton Gabah Kering Panen per hektare di Tanah Laut, Kalimantan Selatan, dari sebelumnya berjumlah 3 ton Gabah Kering Panen per hektare.
Sementara itu Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menangani kebutuhan sarana produksi pertanian dan pembinaan. Dana 1,2 triliun rupiah akan dipakai dalam rangka penyediaan benih, pupuk dolomit, dan pupuk hayati. Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Bambang Pamuji menjelaskan pihaknya menyediakan bantuan bagi petani peserta Program Serasi berupa benih, herbisida, pupuk hayati, dan pupuk dolomit.
Perhitungannya adalah bantuan benih dialokasikan 80 kilogram per hektare, dolomit 1.000 kilogram per hektare, herbisida 3 liter per hektare, dan pupuk hayati 25 kilogram per hektare.
Sementara itu Staf Ahli Menteri Pertanian Profesor Dedi Nursyamsi menyatakan optimistis bahwa Program Serasi dapat berjalan baik dibandingkan Program Gambut Sejuta Hektar pada masa Orde Baru, karena lahan rawa ramah lingkungan dan aman dari bahaya kebakaran. Dedi Nursyamsi menjelaskan, Program Serasi ini berbeda dengan Program Gambut Sejuta Hektare, karena program ini memanfaatkan tanah mineral bukan lahan gambut. Selain itu juga hasilnya sudah terbukti di lapangan.