Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia dan Uni Eropa sepakat memenuhi Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang ditandai dengan peluncuran Blue Book 2019. Bambang Brodjonegoro pada peluncuran Blue Book 2019 di Jakarta, Selasa lalu mengatakan, di dalam Blue Book tersebut, nantinya ada kegiatan yang sudah disepakati antara Uni Eropa dan Indonesia, yang diwakili oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional-Bappenas.
Blue Book 2019 merupakan laporan tahunan kerja sama pembangunan ekonomi berkelanjutan hingga mitigasi efek perubahan iklim. Publikasi ini menyoroti berbagai capaian program pembangunan di Indonesia yang didukung Uni Eropa, serta negara-negara anggotanya. Berbeda dari tahun sebelumnya yang berfokus mengenai perubahan iklim, di dalam Blue Book 2019, kedua pihak sepakat mengambil tema pembangunan berkelanjutan (sustainable development).
Indonesia mendapat bantuan dana pembangunan senilai 100 juta euro dari Uni Eropa dalam mendukung terealisasinya program-program kerja sama antarkedua pihak itu yang difokuskan pada tiga sektor pembangunan berkelanjutan, yaitu lingkungan, pendidikan, dan kesehatan.
Sementara itu Kuasa Usaha Delegasi UE untuk Indonesia Charles-Michel Geurts mengatakan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) merupakan komitmen yang dapat diadopsi oleh seluruh negara, termasuk Indonesia. Indonesia dapat mengimplementasikan strategi baik di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Geurts mengatakan, dalam sepuluh tahun terakhir, proyek yang sudah selesai dikerjakan antara Indonesia dan UE senilai 500 juta euro. Tetapi saat ini proyek yang sedang dikerjakan nilainya sekitar 100 juta euro. Ada pun kerja sama pembangunan Uni Eropa-Indonesia di sektor lingkungan yang sudah tercapai, antara lain fasilitas pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi; dan studi untuk memperkuat sertifikasi Indonesia untuk minyak kelapa sawit berkelanjutan (ISPO).
Sementara itu, sektor pendidikan yang tercapai adalah sebanyak 1.600 beasiswa diberikan setiap tahun kepada mahasiswa dan dosen asal Indonesia melalui program Erasmus dan beasiswa lain dari negara-negara anggota Uni Eropa. Untuk sektor kesehatan, Uni Eropa dan negara anggotanya berkontribusi terhadap lebih dari 44 persen dari keseluruhan dana global untuk mengatasi AIDS, tuberculosis senilai 350 juta dolar Amerika yang diberikan kepada Indonesia.