Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri Republik Indoneisa Jose Tavares, sekaligus Ketua Delegasi Indonedis pada Pertemuan ke-23 ASEAN-Republic of Korea (RoK) Dialogue di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam (2-3/7) mengatakan sampah di laut, khususnya sampah plastik, merupakan ancaman besar. Bukan hanya bagi keanekaragaman hayati dan lingkungan laut, tetapi juga terhadap pariwisata dan industri perikanan. Oleh karena itu, Indonesia mengajak ASEAN dan Korea Selatan bekerja sama untuk menanggulangi permasalahan sampah plastik di laut.
Seperti dikutip laman kemlu.go.id (5/7) , Indonesia memimpin sesi pembahasan mengenai kerja sama maritim, perikanan dan konservasi laut. Sebelumnya, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) East Asia Summit (EAS) ke-13 tanggal 15 November 2018 di Singapura, para Pemimpin Negara Peserta EAS telah mengadopsi EAS Leaders' Statement on Regional Plan of Action on Combating Marine Plastic Debris. Pada KTT ke 34 ASEAN, Pemimpin ASEAN juga telah mengadopsi Bangkok Declaration on Combating Marine Debris.
Selain kerja sama maritim dan konservasi laut, Pertemuan ke-23 ASEAN-Korea Dialogue juga membahas mengenai ASEAN Cultural House (ACH) yang didirikan di Busan, Korsel, dan resmi dibuka pada tahun 2017 untuk mengenalkan dan mempromosikan ASEAN kepada masyarakat Korea Selatan melalui jalur budaya. Indonesia optipmistis ACH memiliki potensi dalam berkontribusi terhadap peningkatan kedekatan hubungan masyarakat Korsel dan ASEAN. Indonesia mendorong ACH agar dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya momen penyelenggaraan KTT Peringatan 30 Tahun Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Korea yang akan diselenggarakan di Busan untuk lebih mempromosikan ASEAN kepada masyarakat Korsel.
Jose Tavares meyakini bahwa Busan dan masyarakatnya memiliki kapasitas, kreativitas, dan antusiasme tinggi untuk menyelenggarakan KTT Peringatan Kemitraan ASEAN-Korea yang mengesankan. KTT Peringatan 30 Tahun Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Korea akan diselenggarakan pada bulan November 2019. Pemilihan Busan menjadi lokasi merupakan kali kedua setelah pertama kali menjadi Tuan Rumah KTT Peringatan 25 Tahun Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Korea pada tahun 2014.
Kerja sama ASEAN-Korea telah berjalan dengan baik selama hampir 30 tahun sejak 1989. Kemitraan ASEAN-Korea semakin diperkuat dengan peningkatan level kerja sama kemitraan dari comprehensive menjadi kemitraan stategis pada 2010. Selanjutnya, untuk meningkatkan kerja sama menjadi lebih konkret, KTT ke-17 ASEAN-Korea di Kuala Lumpur, tanggal 22 November 2015, telah mengesahkan ASEAN-RoK Plan of Action to Implement the Joint Declaration on Strategic Partnership for Peace and Prosperityperiode 2016-2020.
Pertemuan ASEAN-RoK Dialogue merupakan pertemuan tahunan ASEAN-Korea pada tingkat Pejabat Tinggi. Pertemuan ke-23 kali ini dipimpin bersama oleh Yang Mulia Emaleen Abd Rahmad Teo, Ketua SOM ASEAN-Brunei Darussalam dan Yang Mulia Yoon Soon-gu, Ketua SOM ROK.